Jakarta, Perawatan kecantikan seakan telah menjadi kegiatan yang penting bagi setiap wanita. Tidak heran sudah banyak dokter atau klinik kecantikan yang tersebar di seluruh kota-kota besar di Indonesia. Obat kecantikan pun bermacam-macam bentuk dan fungsinya.
Kebanyakan obat kecantikan menggunakan kandungan moisturiser di dalamnya yang dipercaya dapat memberikan manfaat dalam menghaluskan dan membersihkan kulit. Padahal penggunaan moisturiser dalam jangka panjang dapat mengakibatkan iritasi pada kulit.
"Banyak orang yang menggunakan moisturiser yang tidak perlu. Padahal, ini dapat mengakibatkan efek buruk pada kulit apabila digunakan dalam jangka waktu yang lama, seperti menjadi merah dan iritasi," ungkap Christopher Inglefield, seorang ahli kosmetik di London Bridge Plastic Surgery, seperti yang dikutip Daily Mail, Senin (24/2/2014).
Menurut Inglefield, jika seseorang ingin membersihkan kulit wajahnya dari jerawat, kulit kering, dan sebagainya, penggunaan obat atau krim wajah seharusnya tidak memberikan Anda efek yang tidak layak, seperti tidak memberikan hasil yang diinginkan.
Lantas, bagaimana jika Anda masih tetap ingin membersihkan noda-noda bekas jerawat atau kekusaman yang ada pada kulit wajah Anda? Inglefield menuturkan bahwa akan lebih baik jika perawatan yang dilakukan tidak diberikan dari luar. Dengan kata lain, perawatan tersebut diberikan dari dalam, seperti dengan cara meminum kandungan dari obat tersebut.
Kandungan yang dipercaya dapat diminum untuk memberikan manfaat bagi kulit wajah adalah hyaluronic acid (HA) dan kolagen. HA dipercaya dapat memberikan manfaat dalam meremajakan kulit wajah. Sedangkan kolagen dipercaya untuk mengencangkan kulit wajah.
Teori juga menyatakan bahwa dengan mengonsumsi suplemen yang terkandung HA dan kolagen, akan membantu melawan sel-sel penuaan pada kulit.
Bagaimana pun, jika Anda tertarik untuk mengonsumsi HA dan kolagen, maka Anda mungkin harus mengeluarkan biaya yang cukup besar. Namun, bukti klinis akan manfaat dari mengonsumsi HA dan kolagen ini telah ada sebagaimana ditemukan oleh para peneliti di Jerman.
(vit/vit)