Liputan6.com, Ciracas Kurangnya asupan vitamin D dan aktivitas di luar ruangan membuat pertumbuhan anak-anak di Indonesia kurang optimal. Terlebih bagi anak-anak di usia 5 sampai 12 tahun. Fakta terbaru menyebutkan, anak yang hidup di desa cenderung lebih banyak aktivitas fisik di luar ruangan ketimbang anak kota.
Dengan kata lain, anak kota lebih malas bergerak dibanding anak desa.
Demikian hasil riset yang dilakukan tim dari South East Asian Nutrition Surveys (SEANUTS) terhadap anak-anak berusia 0 sampai 12 tahun pada tahun 2011 dan dilakukan terhadap 48 Kabupaten dan Kota.
"Ngomongin aktivitas fisik di luar ruangan, cenderung yang paling banyak melakukannya adalah anak desa, ketimbang kota. Banyak faktor yang memengaruhi itu semua," kata Ketua SEANUTS, Sandjaja, MPH Dr.PH menjelaskan dalam diskusi bertema 'Nutrisi Terjangkau Untuk Membantu Penanganan Masalah Gizi Kurang Untuk Anak Usia Sekolah' di Audiotorium Frisian Flag, Ciracas, Jawa Barat, Rabu (26/2/2014).
Menurut dia, hal ini terjadi karena pertumbuhan ekonomi yang tinggi, sehingga terjadi perubahan pola sosial ekonomi dan perilaku di masyarakat. Terlebih anak-anak, di mana saat ini, banyak permainan elektronik yang membuat si anak malas untuk bergerak dan hanya fokus di permainan elektronik yang dimilikinya.
Meski begitu, jika dibandingkan dengan anak-anak negara yang terdaftar di WHO, anak-anak di Indonesia masih tertinggal jauh dalam aktivitas fisik.
"Indonesia masih menghadapi tantangan besar mengenai pemenuhan gizi seimbang bagi pertumbuhan anak, terutama bagi anak-anak usia sekolah," kata dia menerangkan.
(Abd)
This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.