MENYUSUI sangat berperan dalam menurunkan risiko diabetes, kanker, dan hipertensi, serta penyakit tidak menular lainnya pada saat anak tumbuh dewasa. Namun, menyusui adalah intervensi gizi yang masih kurang didanai di seluruh dunia. Lantas apa solusi untuk permasalahan tersebut?
Menurut Ketua Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI), Mia Sutanto, masih sangat sedikit negara yang telah mengembangkan kebijakan untuk meningkatkan kegiatan menyusui, atau bahkan mengalokasikan anggaran untuk ini. Padahal dengan menyusui, dapat menurunkan kejadian diare, pneumonia, serta kematian bayi baru lahir.
Lantas, mengapa berinvestasi pada bayi menjadi penting? Pada Desember 2013, International Baby Food Action Network (IBFAN)-Asia sebagai bagian dari World Breastfeeding Costing Initiative (WBCI) bersama Breastfeeding Promotion Network of India (BPNI) merilis hasil riset dan advokasi tentang pentingnya berinvestasi pada bayi.
Menurut Mia Stutanto, hasil riset tersebut menunjukkan harga yang harus dibayar oleh negara-negara akibat tidak mendukung pemberian ASI yang optimal. Laporan IBFAN-Asia juga merekomendasikan hal yang dapat dilakukan negara mengenai kebijakan, pendanaan dan implementasi untuk menghemat harga mahal yang dibayar untuk biaya medis, dan kehilangan nyawa bayi baru lahir.
"Hasil riset menunjukkan, secara global diperlukan investasi sebesar USD17,5 miliar per tahun untuk menyediakan sebuah paket intervensi yang bertujuan menciptakan lingkungan yang kondusif dalam menyusui," ujarnya pada World Breastfeeding Costing Initiative (WBCI) di De Resto Plaza Festival, Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (27/2/2014).
Lebih lanjut, jika 90 persen ibu di AS menyusui bayi mereka secara optimal, maka pemerintah AS akan menghemat USD13 miliar per tahun untuk penanganan penyakit-penyakit seperti pneumonia, leukemia pada anak, dan diabetes tipe-1.
Untuk itulah, dalam membantu negara-negara, termasuk Indonesia dalam merencanakan dan menentukan prioritas tindakan, serta membuat anggaran yang akurat untuk kegiatan menyusui, WBCI resmi meluncurkan alat perencanaan finansial.
"Alat ini juga dapat digunakan oleh negara untuk menghitung dan menelusuri investasi mereka untuk menempatkan kebijakan dan program yang efektif agar dapat meningkatkan angka penyusuan optimal,"jelasnya.
Dengan kata lain, peningkatan angka menyusui yang lebih tinggi akan menghasilkan penghematan biaya yang lebih banyak. (ind)
This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.