CEDERA lutut seperti putusnya urat ACL (Anterior Cruciate Ligament), biasanya kerap terjadi pada kalangan atlet. Di balik kenyataan, sebenarnya lebih banyak terjadi pada non-profesi.
Hal itu seperti diutarakan dr. Sapto Adji H, Sp. OT, Orthopedic Sport Surgeon and Medicine Consultant dari RS. Premiere Bintaro. Dia menjelaskan bahwa mungkin secara logika atlet merupakan pasien yang lebih banyak mengalami cedera lutut, entah itu adanya urat yang putus di empat urat di lutut. Akan tetapi, nyatanya menemukan pasien di luar kalangan atlet.
"Regulernya, pasien cedera lutut itu banyak dari olahraga bola itu futsal dan sepak bola, voli dan basket, dan sekarang tambah banyak. Tetapi segmen non-profesi yang senang berolahraga lebih banyak cederanya," katanya saat ditemui Okezone, di R. Poli Dr. Sapto Adji, RS Premiere Bintaro, Bintaro, Tangerang Selatan, Kamis 27 Februari 2014.
Dia menambahkan peningkatan dari kasus cedera sampai 300 persen saat ini. Dan ia mengharapkan pemerintah untuk mau ikut serta untuk melakukan subsidi terhadap kasus ini. Sebab jika tidak, pasien cedera lutut akan memilih ke luar negeri seperti Filipina dan Malaysia sebagai penanganannya.
"Dari 2007 sampai sekarang kenaikan kasus cedera lutut bisa 300 persen. Penanganan cedera lutut, seperti putus pada urat ACL yang merupakan ketakutan para atlet pro, banyak yang memilih luar negeri. Padahal, sebenarnya di dalam negeri juga bisa. Dan karena soal pembiayaan yang relatif murah di sana, akhirnya mereka jadi pergi berobat ke negeri lain. Di sinilah diperlukan peran pemerintah, agar pasien tidak perlu ke luar negeri bila mengalami cedera lutut " terangnya. (ind)