KONSUMSI obat palsu mengakibatkan pasien tak kunjung sembuh dan resisten terhadap pengobatan hingga kondisi seseorang pun kian memburuk. Karena itu, masyarakat tak disarankan membeli obat ilegal agar terhindar efek buruknya.
Roy A. Sparringa, Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI menjelaskan, terkait efek buruk yang ditimbulkan obat palsu dan peredarannnya di Indonesia masih tinggi BPOM sudah menjalani kerja sama dengan Polri dan Masyarakat Indonesia Anti Pemalsuan (MIAP). Pasalnya, pemerintah tak bisa bekerja sendiri di saat masih tingginya permintaan di tengah masyarakat.
Sejauh ini hasil kerja sama antara Polri sudah 120 situs sudah ditutup dan 20 sarana sudah kami geledah berkat bantuan polri. Dan menghindarkan negara mengalami kerugian puluhan miliar. Kemudian dengan MIAP memberikan edukasi dengan menyelenggarakan diskusi bahaya obat dan kosmetik palsu.
"Obat palsu itu banyak menghabiskan uang negara dan berapa kerugian negara akibat obat palsu, tahun lalu itu, saat kami bekerja sama dengan interpol selama selama minggu, kami mengamankan obat dengan harga keseluruhan obat mencapai 5,6 milliar. Itu hanya dalam waktu seminggu ya. Kemudian, di daerah endemik malaria selama bulan ramadhan kemarin kami menyita obat palsu dan menghindarkan negara mengalami kerugian mencapai 5,7 milliar. Selanjutnya, saat operasi gabungan nasional kami menghindari negara mengalami kerugian sebanyak empat milliar. Dari apa yang kami lakukanan, message dari kami ialah jangan beli obat di tempat ilegal. Belilah di tempat legal. Apalagi dipinggir jalan, kemungkinan yang dibeli obat palsu sangat tinggi," katanya dalam acara yang bertema diskusi dan peluncuran kompetisi iklan layanan masyarakat tentang bahaya obat dan kosmetik palsu bagi Indonesia, di @america, Pacific Place lantai 3. Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53, Jakarta Pusat, 26 Februari 2014.
Sementara itu, tambah dia, obat disfungsi ereksi merupakan obat paling banyak dipalsukan. Setelah disusul antibiotik yang juga menduduki tempat teratas. Terkait dari mana sumber obat palsu itu,persediaan itu dipasok dari luar maupun dalam negeri. Akan tetapi, terpenting ialah jangan membeli obat di sembarang tempat dan selalu memerhatikan kemasan dan bentuk obatnya.
"Masyarakat harus disadarkan sejak dini mengenai obat palsu, yakni dengan berhati-hati membeli obat dengan harga murah. Bisa saja obat yang dibeli sub (di bawah) standar, atau produknya berbeda. Misalkan sama-sama obat elergi, tapi dalamnya berbeda, itu bisa saja," terangnya.
Terkait hal itu, kota-kota yang masih banyak tersebar obat palsu, antara lain kota Medan, aceh, jambi, bandung, dan Jakarta, dan sudah tentu akan kami lakukan operasi dengan kepolisian setempat untuk melakukan pemeriksaan dan pengamanan bila ditemukan obat palsu.
(ind)
This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.