Liputan6.com, Jakarta Stunting (pendek) masih menjadi masalah serius di Indonesia. Dengan angka nasional sebesar 37,2 persen, kasus ini meningkat sebanyak 2 persen dari angka 35 persen pada 2010. Ternyata, stunting dapat dicegah sedini mungkin dengan menerapkan pola aktivitas fisik yang benar pada anak.
Ketua Umum PERGIZI Pangan, Prof. Dr. Ir Hardinsyah, MS mengatakan bahwa pencegahan stunting tak hanya berfokus pada pola makan yang diterapkan orangtua pada anaknya. Tapi, tumbuhnya tubuh seorang anak, juga dipengaruhi dengan pola aktivitas fisik yang diberikan pada anak selama ia tumbuh dan berkembang.
"Untuk gerakan fisik, orangtua dapat mengajak anaknya melakukan olahraga seperti menggantung atau melakukan gerakan kobra, layaknya kucing yang baru bangun. Ini bermanfaat untuk merangsang pertumbuhannya," kata Prof. Hardinsyah dalam diskusi bertema `Nutrisi Terjangkau Untuk Membantu Penanganan Masalah Gizi Nasional` di Audiotorium Frisian Flag, Ciracas, ditulis Kamis (27/2/2014)
Meski ketika di sekolah anak-anak akan mendapatkan pelajaran olahraga, kata Hardin, itu masih perlu dipertanyakan lagi apa sebenarnya pola yang diterapkan dalam pelajaran olahraga itu. Apakah untuk meninggikan atau untuk sebatas menyehatkan anak yang melakukannya?
Lebih lanjut dia menjelaskan bahwa untuk laki-laki tinggi badan ideal adalah 170 cm, sedangkan wanita 160 cm. Bila sampai usia batas pertumbuhannya tak terlihat pertumbuhan yang signifikan, maka patut dipertanyakan bagaimana orangtua menerapkan pola olahraga ke anak-anaknya.
"Sebab untuk meninggikan badan tidak hanya dari makanan saja, tapi juga dari aktivitas fisik yang dilakukannya. Bila semuanya dilakukan seimbang, maka tinggi anak akan bertambah. Ini semua di luar dari faktor keturunan," kata dia menambahkan.
(Melly Febrida)
This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.