MASIH rendahnya capaian deteksi dini terhadap kanker menjadi perhatian tersendiri oleh Kemenkes RI. Pemerintah pun makin berkomitmen mengendalikan pravalensi kanker di Indonesia.
Melihat kondisi itu, Kementerian Kesehatan RI sendiri tak tinggal diam. Kemenkes RI, melalui dr. Ekowati Rahajeng, SKM, M.Kes , Direktur Pengendalian Penyakit Tidak Menular, sudah melakukan beberapa program guna mengendalikan pravalensi kanker di Indonesia. Utamanya, memberikan pelatihan tenaga medis, di mana memfokuskan diri pada jenis kanker teratas di Indonesia, yakni kanker payudara, leher rahim, dan pengenalan kanker pada anak.
"Kita sudah memberikan training of trainer untuk tenaga medis khususnya pendeteksian dini kanker payudara, kanker leher rahim, dan pengenalan kanker pada anak yang sudah dilakukan 32 provinsi. Hal itu bekerja sama dengan organisasi profesi dokter untuk membantu melatih bidan dan dokter," katanya dalam acara bertema kanker dan upaya pengendaliannya di Kantor Kemenkes RI, Selasa (4/2/2014)
Ke depan, lanjut dia, setiap kabupaten akan ada tenaga atau dokter yang sudah terlatih. Tujuannya, agar tahun depan sudah bisa membantu mendeteksi dini kanker untuk masyarakat luas.
Terlebih, di era JKN sudah dijamin biaya pemeriksaannya. Sehingga memudahkan seseorang memeriksakan diri.
"Permenkes No. 69 menjelaskan bahwa pemeriksaan kanker payudara dan kanker serviks sudah dijamin, mulai dari IVA, pap smear, dan krayo terapi. Inilah upaya Kemenkes RI agar pravalensi kanker di Indonesia bisa dikendalikan. Sebab saat seseorang sudah terdiagnosa kanker, biaya yang akan keluar atau ditanggung pemerintah akan mahal," tutupnya.
(tty)
This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.
