PENDERITA ginjal di Indonesia sudah dalam titik mengkhawatirkan. Karenanya, semua orang harus mengendalikan faktor risiko sejak dini agar terhindar ginjal kronik
Dr. Ekowati Rahajeng, SKM, M.Kes, Direktur Pengandalian Penyakit Tidak Menular Kemenkes RI, menjelaskan bahwa PERNEFRI (Perhimpunan Nefrologi Indonesia) dan Kemenkes pada waktu lalu sudah melakukan penelitian terkait jumlah penderita ginjal kronik, dan ditemukan jumlah yang ditemukan Kemenkes RI lebih banyak dari yang ditemukan PERNEFRI. Padahal jumlah prevalensi dari PERNEFRI sudah terbilang sangat banyak.
"Yang menderita ginjal kronik ada 25 sampai 30 juta, dan itu penelitian yg dilakukan PERNEFRI. Kementerian kesehatan sendiri juga melakukan survei di Indonesia, dari Riset Kesehatan Nasional, menemukan jauh lebih tinggi. Dikatakan jumlah orang yang didapat lebih 360 ribu orang, atau sepuluh kali lipat dari yang diperkirakan. Hasil itu karena PERNEFRI mungki meneliti hanya ke rumah sakit saja, tidak ke dalam masyarakat seperti dari Kemenkes RI. Jadi masih ada yang ada saudara kita yang mengalami kondisi ini," dalam acara yang bertema Chronic Kidney Disease & Aging, di Auditorium Bintang Toedjoe, Pulomas, Jakarta Timur, Minggu (16/3/2014)
Sementara mengenenai risiko ginjal kronik, lanjut Dr. Ekowati, itu kebanyakan karena diabetes dan hipertensi. Di mana kebanyakan lebih banyak dikarenakan hipertensi.
"Penyebab diabetes menurut penelitian kemenkes sebanyak 6.9 persen, itu sebanyak 12. 4 juta. Namun hipertensi yang lebih banyak, yakni 46.6 juta orang," terangnya.
Terkait prevalensi itu, Kemenkes RI sudah memiliki program yang memfokuskan pada pencegahan melalui Poswindu. Selain itu Kemenkes juga memilki kebijakan yang mengharuskan produk makanan menyertakan label makanan di dalamnya, berapa banyak kandungan natrium, lemak dan lain-lainnya, ucap Dr. Ekowati. (tty)
This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.
