Pages

Minggu, 30 Maret 2014

health.detik
Detik.com sindikasi 
Food is Your Best Medicine

The natural approach to cancer, heart disease, obesity, and other chronic conditions.
From our sponsors
Caitlin Sarubbi, Penyandang Disabilitas yang Berlaga di Paralympic Games
Mar 30th 2014, 05:03

Jakarta, Lagi-lagi para penyandang disabilitas berhasil menunjukkan bahwa mereka memiliki kemampuan dan prestasi yang tak kalah hebat dengan orang yang sempurna secara fisik. Kali ini adalah Caitlin Sarubbi, gadis penyandang disabiltas yang berhasil berprestasi di ajang Paralympic Games.

Seperti dikutip CNN, Minggu (30/3/2014), Caitlin Sarubbi adalah salah satu gadis penyandang disabilitas. Caitlin terlahir tanpa kelompak mata, telinga yang terbentuk tidak sempurna, dan kelainan pada tampilan wajahnya. Akibat dari kelainan fisik yang dimilikinya, hal tersebut berdampak pada pandangan Caitilin yang juga disebabkan oleh cairan amniotik yang ada di dalam kandungan telah merusak kornea matanya.

Dengan keadaan seperti itu, saat lahir dokter menyatakan bahwa Caitlin kemungkinan akan kehilangan nyawanya, cacat secara mental, ataupun buta. Bahkan, ketika Caitlin baru berusia 3 hati, ia harus melakukan operasi pertama dari 70 operasi yang sudah dilakukannya selama ini.

Para dokter mendiagnosa Caitlin mengidap Ablepharon Macrostomia Syndrome, sebuah gangguan genetik langka yang ditunjukkan dengan berbagai kelainan fisik yang dapat berdampak pada area kepala dan wajah, kulit, hingga jari-jari.

Kendati demikian, nyawa Caitlin yang selalu dikhawatirkan sejak kecil masih bisa diselamatkan. Kini, di usianya yang menginjak 24 tahun, Caitlin telah menunjukkan bahwa disabilitas yang disandangnya bukanlah menjadi hambatan bagi dirinya untuk berprestasi.

Hal ini dibuktikannya dengan keikutsertaannya pada ajang Winter Paralympics di Vancouver, Kanada, pada tahun 2010. Tidak hanya itu, Caitilin juga berhasil kuliah sosial dan cognitive neuroscience di Universitas Harvard. Caitlin mendapatkan kedua hal hebat tersebut pada saat ia masih bersekolah di sekolah menengah atas.

"Hal itu adalah sesuatu yang hebat untuk saya. Segala kerja keras dan pengorbanan yang telah saya lakukan, semuanya memberikan hasil yang layak," ujar Caitlin.

Caitlin mengaku bahwa dia berutang kepada ibu dan ayahnya yang telah membantunya selama ini. "Jika bukan karena mereka, saya tidak akan berada disini saat ini, karena banyak orang yang tidak sanggup berada dibawah tekanan. Sindrom saya ini begitu langka," tuturnya.

(vit/vit)

Ingin Mendapatkan Rp 500,000 dari detikHealth ? Ceritakan Pengalaman Dietmu di Sini

This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.

Media files:
120508_sourcecnn.jpg (image/jpg, 0 MB)
You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions