Pages

Jumat, 14 Maret 2014

Berita Dunia Kesehatan Terbaru, Tips Posisi Seks, Cara Diet Sehat
Berita Kesehatan Liputan6.com menyajikan kabar terbaru dunia kesehatan, tips hidup sehat, cara diet alami hingga posisi gaya seks terpopuler 
Teach your child to read.

Save 20% now with Hooked on Phonics! Enter 'SAVE20' at checkout.
From our sponsors
Salon Kecantikan Gunakan Sel Punca, Bagaimana?
Mar 14th 2014, 09:19

Liputan6.com, Jakarta Kementerian Kesehatan Republik Indonesia mengeluarkan sebuah peraturan menteri yang isinya menyatakan bahwa tidak semua rumah sakit dan klinik kecantikan boleh melakukan terapi stem cell (sel punca).

Alasannya, sel punca yang kini menjadi primadona dalam menyembuhkan berbagai macam penyakit, banyak disalahgunakan oleh oknum tidak bertanggung jawab.

Salah satu salon kecantikan di Indonesia yang menggunakan terapi sel punca adalah Ultimo Aesthetic & Dental Center. Di salon ini, sel punca yang berasal dari lemak yang digunakan untuk menyembuhkan penyakit Osthearthritis (OA) dan untuk memperbesar payudara.

Lantas, bagaimana dengan perizinannya mengingat salon ini ada jauh sebelum peraturan menteri dibuat.

Pemilik Ultimo Aesthetic & Dental Centre, dr. Enrina Diah, Sp. BP mengatakan bahwa di salon yang didirikannya itu menggunakan stromal vascular fraction (SVF), ekstrak yang diambil dari lemak, yang berasal dari pasien. Di dalam SVP terkandung adiposa dan sel punca jenis mesinkemal (salah satu sel punca dewasa).

"Jadi, pada dasarnya, tindakan ini seperti transfusi. Tidak ada manipulasi sel, tidak ada kultur, sehingga tidak memerlukan validasi," kata dr. Enrina secara khusus kepada Health Liputan6.com di Ultimo Aesthetic & Dental Centre, Plaza Asia Lantai 18, Jalan Jenderal Sudirman Kav. 59, Jakarta Selatan, Jumat (14/3/2014)

Menurut dia, apa yang dilakukan di rumah sakit sudah jelas berbeda dengan apa yang dilakukan di salon kecantikan miliknya. Di rumah sakit, kata dia, dari sisi pengembangannya, banyak yang mengambil dari darah, karena itulah harus 'dikultur'. "Itu kan, perlu adanya perlakuan khusus pada sel. Itu khusus sekali tindakannya," kata Enrina menambahkan.

Selain di jaringan adiposa (lemak) dan sumsum tulang, di darah manusia pun terdapat stem cell. Tak hanya itu, di gigi manusia juga terdapat stem cell.

Terapi stem cell di Indonesia memang masih tergolong baru. Di satu sisi tidak sedikit yang menggunakan tumbuhan dan hewan. Di sisi lain orang takut sekali dengan stem cell. Jadi, menurut Enrina, belum banyak yang tahu mengenai itu. 

Lebih lanjut dia mengatakan, masalah perizinan, dirinya belajar banyak dari negara Paman Sam, Amerika. Selain itu, dr. Enrina juga meminta kepada masyarakat untuk tidak terlalu takut, karena sel punca merupakan holicare medicines (sel yang memiliki banyak manfaat untuk pengobatan) yang harus dikembangkan.

Demi suksesnya salon yang didirikannya, dr. Enrina juga berkolaborasi dengan Cell Surgical Network (CSN) di Amerika Serikat, yang diyakini mampu mencegah penuaan dini. Di Amerika, soal penggunaan sel punca ini sangat ketat. Tapi mereka memang memenuhi syarat perizinan yang sudah ditetapkan secara sah. Jadi, karena tidak melakukan manipulasi sel, tidak membiakkan serta tidak menyimpan, semua jadi sederhana, cukup sehari selesai atau cukup butuh one day procedure.

Cell Surgical Network, jelas dia, mendapat IRB di Amerika Serikat, untuk melakukan pengumpulan data di seluruh Amerika dan beberapa pusat yang ada di seluruh dunia, seperti Sianghai, Thailand, regional Indonesia.

"Dari sisi perizinan, kita secara global melakukan ini. Karena di Indonesia sendiri, untuk SVP sendiri, tidak ada yang mengatur secara khusus," kata dia menerangkan.

Dalam penerapannya, pasien yang  datang ke salonnya akan diperiksa terlebih dulu, lalu diambil ekstrasi sel untuk diambil SPV dan  langsung ditransfusi. Protokol pengerjaannya, Ultimo & Dental Center mengacu pada CSN.

"Mereka sudah ada sejak 2010 dan sudah mendapat perizinan dari IRB di Amerika Serikat," kata dr. Enrina.

Sebenarnya, masalah perizinan itu sendiri, banyak dari negara lain yang mendatanginya mengajukan sebuah bentuk kerjasama. Mulai dari Jerman, Korea, dan China.

" Jerman datang ke sini, Korea datang ke sini, Cina juga, semuanya menawarkan kerja sama. Tapi, kita mengutamakan keselamatan pasien," kata dia kembali menjelaskan.

"Tapi, kami tetap kepada CSN, karena one day prosedur," kata dia menekankan.

(Abd)

This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.

Media files:
3.jpg
You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions