Jakarta, Selama beberapa generasi, orang tua kerap memberi anaknya sesendok madu sebelum tidur karena diyakini asupan ini dapat membantu meredakan batuk. Apa kata ahli?
Ya, World Health Organisation (WHO) dan American Academy of Pediatrics memang merekomendasikan madu untuk mengatasi batuk. Dr Ronald McCoy, dari Royal Australian College of General Practitioners, mengatakan terdapat beberapa penelitian yang juga menunjukkan bahwa sesendok madu tiap beberapa jam dapat mengurangi iritasi pada tenggorokan.
"WHO merekomendasikan madu untuk mengatasi batuk di negara-negara berkembang yang mungkin memiliki keterbatasan akses terhadap obat-obatan. Jadi meskipun buktinya belum kuat, ini menunjukkan kemungkinan besar adanya efek madu terhadap batuk, terutama pada anak-anak," ungkap Dr McCoy, seperti dikutip dari ABC Australia, Selasa (29/4/2014).
Sebuah studi dari AS menemukan madu lebih baik dalam mengurangi keparahan dan frekuensi batuk jika dibandingkan dengan tanpa pengobatan. Sementara dalam studi lain di tahun 2012, para peneliti menemukan madu lebih efektif untuk mengobati batuk daripada pengobatan plasebo.
"Mengingat penelitian yang ada lebih difokuskan pada anak-anak, belum jelas apakah madu juga membantu meredakan batuk pada orang dewasa. Tapi tak ada salahnya dicoba," ungkap ahli pernapasan anak, Prof Anne Chang.
Orang dewasa yang memang tidak memiliki penyakit di mana mereka harus menghindari konsumsi madu berlebihan, seperti diabetes, menurut Prof Chang tak masalah menggunakan madu sebagai pengobatan batuk. Namun dibandingkan dengan minum sesendok madu, Prof Chang merekomendasikan Anda untuk memanfaatkan madu dengan menambahkannya di dalam secangkir teh lemon. Lantas apa sebenarnya yang membuat madu memberikan dampak positif terhadap batuk?
"Masih belum jelas persis bagaimana madu mengatasi batuk. Madu memang mengandung sifat mikroba, kombinasi itu yang mungkin membuatnya efektif. Madu melapisi tenggorokan dan memicu mekanisme menelan, rasa manisnya juga kemungkinan mengubah sensitivitas serabut sensoris," papar Prof Chang.
Meskipun dikatakan aman untuk anak, McCoy memperingatkan orang tua untuk tidak memberikan madu untuk anaknya jika masih berusia di bawah 12 bulan. Alasannya, madu bisa menjadi sumber spora botulisme pada bayi dan sistem kekebalan tubuh bayi belum cukup berkembang untuk mengatasinya.
(ajg/vit)