Jakarta, Memiliki bekas luka, baik bekas luka bakar, jerawat maupun operasi caesar, tentu akan membuat kepercayaan diri seseorang menurun. Terutama pada kaum hawa. Tak heran banyak dari mereka mau membayar mahal demi membeli produk krim vitamin E. Apakah cara ini efektif?
"Tidak. Banyak orang menggunakan krim vitamin E sepanjang waktu dan berharap ada perbaikan, padahal sebenarnya tidak lantas seperti itu," papar Dr Phillip Artemi, dermatolog asal Sydney sekaligus anggota dari Australasian College of Dermatologists, seperti dikutip dari ABC Australia, Rabu (30/4/2014).
Meskipun banyak produk semacam ini di pasaran, hasil penelitian menunjukkan bahwa aplikasi vitamin E sama sekali tidak berpengaruh terhadap bekas luka. Tubuh secara alami melakukan proses perbaikan alami secara bertahap paling tidak sekitar 12 bulan.
"Kolagen terlibat dalam pembentukan bekas luka, sementara faktanya vitamin E mempengaruhi pembentukan dan susunan serat kolagen tersebut. Namun itu bukan berarti secara otomatis penggunaan krim vitamin E pada kulit akan memperbaiki cara kolagen membentuk bekas luka," ungkap Dr Artemi.
Tak hanya penggunaan krim vitamin E, menurut Dr Artemi bahan-bahan lain seperti lidah buaya, jus lemon, dan minyak lain yang diyakini dapat memudarkan atau mengecilkan bekas luka juga tak terbukti kebenarannya.
"Bekas luka secara alami akan memudar ke 'fase akhir' setelah satu tahun. Setelah itu, hanya perawatan khusus dari dokter kulit yang dapat membantu. Misalnya dengan laser atau suntikan kortison," terang Dr Artemi.
Yang pasti, tingkat keberhasilan tindakan yang diberikan pada bekas luka bervariasi pada setiap pasien. Semua ini bergantung pada jenis kulit dan tingkat jaringan parut yang dimiliki pasien.
(ajg/vit)