ANGKA Kematian Ibu (AKI) di Indonesia masih tergolong tinggi, yaitu 359/100.000 kelahiran hidup. Namun yang mengejutkan, salah satu faktor tingginya angka kematian ibu adalah banyak perkawinan pada usia muda.
Menurut Wakil Menteri Kesehatan RI, Prof. Ali Ghufron Mukti, MSc, PhD, banyak faktor yang menyebabkan angka kematian ibu tinggi, yaitu dari medis dan di luar medis. Wamenkes mengatakan bahwa faktor di luar medis saling terkait, yaitu tingkat pendidikan dan tingkat kesehatan ibu yang memang nikah pada usia muda.
"Faktor di luar medis ini saling terkait antara tingkat pendidikan dan tingkat kesehatan ibu yang memang sejak dari hulunya nikah pada usia yang masih sangat dini, yaitu 15-19 tahun, itu masih sekitar 46 persen," ucap Wamenkes pada konferensi pers "Pencanangan Kampanye Peduli Kesehatan Ibu 2014" di Gedung Kementerian Kesehatan RI, Kuningan, Jakarta Selatan, Senin (28/4/2014).
Selain itu, gizi ibu, lalu bagaimana dukungan dari keluarga dan pengetahuan yang terbatas tentang mengetahui tanda-tanda bahaya kehamilan dan persalinan, dan dukungan dari masyarakat juga berpengaruh terhadap AKI.
"Serta tiga keterlambatan seperti keterlambatan dalam keputusan, transport, dan di tempat pelayanan kesehatan itu sendiri," tambahnya.
Selain itu, Wamenkes mengatakan bahwa banyaknya ibu yang menderita hipertensi, termasuk juga seperti pre-eklamsia, infeksi, perdarahan pospartum juga bisa menjadi faktor penyebab tingginya angka kematian ibu. Jadi, menurut Wamenkes, hal-hal itulah yang mengakibatkan ibu banyak meninggal pada waktu atau terkait persalinan.
"Oleh karena itu, kita ingin tidak hanya pemerintah, tetapi juga pihak swasta secara bersama-sama meningkatkan perhatian khususnya kepada kesehatan ibu agar kesehatan ibu bisa meningkat dan AKI bisa diturunkan," imbuhnya.
(tty) This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.