Maryland , Sejarah mencatat bahwa kolera telah menjadi pandemi dunia setidaknya sebanyak tujuh kali, dengan pandemi terakhir dimulai di Indonesia pada tahun 1961. Penyakit yang membunuh ratusan ribu orang per tahun ini memang dapat mewabah dengan cepat lantaran menyebar melalui air yang tercemar.
Dr Rita Colwell, profesor kenamaan di Universitas Maryland dan Universitas Johns Hopkins, memiliki solusi tersendiri. Wanita itu menggagas mekanisme pengontrolan kolera dengan cara yang sederhana tetapi sangat efektif, yakni dengan memanfaatkan kain sari yang kerap digunakan para wanita di berbagai negara.
"Hipotesa kami, kami dapat mengurangi kolera secara signifikan dengan mengedukasi para wanita yang mengambil air untuk keperluan keluarga mereka, agar melakukan penyaringan dengan kain," tutur profesor yang telah melakukan studi mengenai kolera selama 50 tahun, menulis 700 jurnal, dan mendapatkan 40 gelar kehormatan itu.
"Kami menemukan bahwa kain sari yang digunakan sebagai pakaian wanita, jika dilipat sebanyak empat kali, akan menjadi penyaring yang sangat baik dengan pori cukup kecil untuk menangkap plankton," tambahnya.
Simpulan itu ia dapatkan setelah melakukan sejumlah penelitian mengenai ekologi bakteri penyebab kolera, Vibrio cholerae. Ia menemukan bahwa Vibrio cholerae pasti terkait dengan plankton karena bakteri tersebut merupakan bagian dari flora alami plankton.
Maka, ujarnya, dengan melakukan penyaringan sederhana untuk menghilangkan plankton, 99% bakteri penyebab kolera akan tersaring. Cara itu, menurut penelitian yang melibatkan 50 desa dan lebih dari 150.000 orang, dapat mengurangi kasus kolera hingga 50%.
"Jika wanita menyaring air yang diambil dari kolam dan sungai setiap hari, penelitian kami menunjukkan bahwa kasus kolera berkurang sebanyak 50%. Langkah yang sangat sederhana, dan sangat penting," ujarnya seperti dilansir CNN dan ditulis pada Selasa (29/4/2014).
Langkah yang harus dilakukan selanjutnya ialah mengedukasi para wanita di Bangladesh agar melakukan penyaringan air. Pasalnya di negara itu, epidemi kolera terjadi dua kali per tahun, yakni pada musim semi dan musim gugur. Dr Colwell dan rekan-rekannya pun melakukan penyuluhan kepada para wanita di sana. Mereka menjelaskan mengapa penyaringan air harus dilakukan, bagaimana cara menyaring yang baik, dan bagaimana efeknya terhadap kesehatan anak-anak.
"Kombinasi antara sanitasi yang baik dengan air yang tersaring, terklorinasi, dan terdistribusi dengan aman, tidak hanya dapat mencegah kolera tetapi juga mencegah paling tidak dua lusin penyakit yang disebarkan melalui air yang terkontaminasi," pungkasnya.
(vit/vit)