TEMPO.CO, Jakarta - Spesialis penyakit dalam dr Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB, mengatakan, belum ada obat dan vaksin untuk virus MERS atau Corona.
Divisi Gastroenterologi Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI-RSUPN Cipto Mangunkusumo ini mengatakan, kita harus mencermati perkembangan penyakit Middle East Respiratory Syndrome (MERS) di Arab Saudi saat ini. "Dan mencermati kasus-kasus yang telah tersebar ke beberapa negara, termasuk beberapa kasus di Indonesia yang diduga MERS," katanya.
Terakhir, ada satu kasus dari kota Medan yang baru saja pulang umrah yang diduga mengidap MERS karena gejalanya mirip MERS, meninggal kemarin pada 4 Mei 2014 dan hanya sempat dirawat beberapa jam di RSU Adam Malik.
Menurut Ari Fahrial, di Arab saudi kasus ini awalnya terjadi ratusan kolometer dari Riyadh, dan kini sudah tersebar ke kota tempat jamaah umrah berada seperti Mekah, Madinah, dan Jedah.
Staf pengajar Ilmu Penyakit Dalam di FKUI/RSCM ini mengatakan, saat ini pemerintah Arab Saudi dan pemerintah Indonesia belum memberlakukan travel warning utk para jamaah umrah, walau terdapat pembatasan pemberian visa.
"Pemerintah Indonesia melalui pernyataan tiga menteri hari ini, 5 Mei 2014, yaitu Menteri Agama, Menko Kesra, dan Menkes menyampaikan bahwa pemerintah tetap memberangkatkan jemaah umrah dan Haji tahun ini," katanya.
Melihat perkembangan saat ini, di mana sudah ada jamaah umrah yang terkena infeksi MERS, cepat atau lambat akan ada jamaah Indonesia yang positif tertular mengingat jamaah umrah Indonesia merupakan jamaah terbesar di tanah suci.
Ari mengatakan, infeksi MERS disebabkan oleh virus corona yang menyerang saluran pernafasan bawah (paru). Pasien yang mengalami infeksi ini akan mengalami demam tinggi, batuk dan sesak nafas. (Baca: AIRC Pertanyakan Keseriusan WHO Antisipasi MERS). Pada paru terjadi radang paru akut (Pneumonia) dan mudah terjadi komplikasi pada ginjal sampai gagal ginjal.
Angka kematian cukup tinggi, sampai saat ini hampir 25 persen kasus meninggal. Mengingat kasus yang ditemukan sudah terjadi pada jamaah umrah ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh para calon jamaah umrah dan petugas kesehatan yang kebetulan menangani infeksi yang terjadi pada pasien yang baru pulang umrah.
Untuk diperhatikan bagi jamaah umrah sebagai berikut :
1. Bagi orang usia lanjut diatas 60 tahun dengan penyakit kronis dianjurkan tidak berangkat.
2. Bagi jamaah dengan penyakit paru obstruksi kronis (PPOK) juga dianjurkan untuk tidak berangkat.
3. Sebaiknya jamaah yang akan berangkat dalam keadaan sehat dan tidak sedang mengalami infeksi.
4. Selama berada di Arab Saudi terutama jika sedang berada kerumunan sebaiknya selalu menggunakan masker terutama masker N95. Masker ini untuk orang sehat dan bertujuan untuk mencegah terhirup virus dan partikel halus.
5. Selalu mencuci tangan pakai sabun baik sebelum dan sesudah makan dan selalu kontak dengan sesuatu yang juga disentuh oleh orang lain.
6. Tetap makan dan minum cukup.
7. Konsumsi buah dan sayur2an.
8. Usahakan tetap tidur cukup minimal 6 jam dalam 24 jam selama berada di tanah suci.
9. Menghindari makanan dan minuman yang manis, goreng-gorengan dan minuman yang dingin.
10. Jika demam dan batuk saat di Arab Saudi atau setelah pulang umrah segera datang berobat ke rumah sakit.
Ia juga menegaskan, secara khusus bagi petugas kesehatan di Indonesia agar mencurigai MERS pada masyarakat yang mengalami demam, batuk dan sesak sepulang dari umrah atau baru datang dari Arab Saudi, misal sebagai tenaga kerja.
EVIETA FADJAR
Berita lain:
Teknik Pernapasan Pengaruhi Sistem Kekebalan Tubuh
Rambut Bunga Citra Lestari, Segar dan Bikin Cantik
Gaya Rambut Emma Stone Bikin Awet Muda
Sarapan Sehat dengan Jus Mangga dan Pepaya
This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.