Di perkotaan nyatanya lebih banyak pasangan yang sulit mendapatkan fakta mengapa sulit mendapatkan anak dibanding di daerah.
Liputan6.com, Jakarta Berbekal pengalaman praktik sebagai ahli kandungan, Dr. Andrie Ronggani, Sp.OG dari Klinik Teratai RS Gading Pluit mengatakan bahwa di perkotaan nyatanya lebih banyak pasangan yang sulit mendapatkan fakta mengapa sulit mendapatkan anak dibanding di daerah.
Menurutnya, pasangan yang sulit hamil di perkotaan cenderung dipengaruhi oleh stres berkepanjangan dan pola hidup. Sedangkan di daerah didominasi masalah kebersihan kelamin.
"Di perkotaan lebih sulit mencari tahu penyebab pasti infertilitas atau kegagalan kehamilan walaupun ada banyak cara untuk mengetahuinya. Selain masalah pada organ reproduksi, hormon, atau penyakit, masalah lainnya ada tekanan dari mertua atau orangtua. Apalagi kalau hamil jadi keguguran, makin berlipat stresnya. Jadi faktor ini hanya bisa diukur oleh pasangan," katanya.
Walaupun demikian, Andrie menerangkan, bukan berarti di desa banyak pasangan subur. Karena dari pengalamannya praktik di Kajang, Sulawesi Selatan, angka infertilitasnya tinggi.
"Di Kajang banyak yang kena penyakit kelamin sehingga menghambat kehamilan. Begitupun di Timika, banyak pasangan yang kurang memperhatikan kebersihan kelamin sehingga angka infeksi saluran kelamin wanita sangat tinggi," ungkapnya di sela-sela seminar bayi tabung di Hotel Aston, Jakarta, ditulis Minggu (27/4/2014).
(Melly Febrida)