Liputan6.com, Jakarta Sudah banyak orang mengetahui jenis dari minuman bersoda (karbonasi). Hanya saja, orang tidak mengetahui apa itu karbonasi.
Dosen dan Peneliti Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, FATETA, Institut Pertanian Bogor (IPB), Prof. Dr. Ir. Made Astawan, MS menjelaskan bahwa karbonasi merupakan proses dari karbon dioksida (CO2) yang dimasukkan ke dalam cairan dengan tekanan yang cukup tinggi.
"Dengan adanya proses karbondioksida ini menghasilkan gelembung dalam minuman dengan rasa yang mengigit dan krenyes. Kalau air berkarbonasi itu dikocok dan tutupnya dibuka, soda menghilang, minuman itu hanya cairan biasa berisikan pemanis," kata dia menjelaskan dalam diskusi media `Kupas Fakta Tentang Karbonasi Dalam Minuman Bersama Asrim`di Kembang Goela, Jakarta, Rabu (2/4/2014)
Selain itu, kata dia, CO2 yang dimasukan ke dalam cairan, memiliki keterikatan secara permanen. Karena, ketika tutup botol minuman kita buka, akan terdengar suara letupan kecil.
"Letupan itu pertanda bahwa CO2 yang ada dalam botol itu lepas ke udara," kata dia menjelaskan.
CO2 yang digunakan pada proses karbonasi, pada dasarnya sama dengan gas alam yang dikeluarkan saat bernapas dan dihirup oleh tanaman saat proses respirasi.
Penggunaan CO2 dalam minuman sendiri, telah dimulai sejak abad ke-18 di Inggris. Metode ini kemudian diaplikasikan oleh para produsen minuman berperisa untuk menciptakan sensasi sparkle dan segar.
"Intinya, CO2 ini merupakan keisengan manusia saja. Sebab, makan dan minum itu dianggap suatu rekreasi," kata dia menekankan.
(Melly Febrida)
This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.