JANGAN pernah membiarkan anak mengalami kekurangan zat besi saat masih dalam 1.000 hari awal kehidupannya. Sebab, kondisi kurang zat besi bukan sekadar membuat anak jadi lemas, seperti yang dialami orang dewasa. Tetapi hal itu ternyata membuat bikin anak jadi bodoh.
Hal itu diutarakan dr. Sudjatmiko, Sp. A( K), Msi, dokter spesialis anak dan konsultan tumbuh kembang anak. Dia menjelaskan bahwa jangan mengira bahwa kekurangan zat besi pada anak hanya berefek 5H, yakni lemah, letih lesu, lelah, dan lunglai. Prinsip 5H itu hanyalah efek dari kekurangan zat besi untuk orang dewasa, bukan anak-anak. Di mana bila anak-anak dibiarkan mengalami zat besi membuat IQ jadi rendah atau anak jadi bodoh.
"Kenapa kekurangan zat besi bisa bikin anak bodoh? Itu karena zat besi berperan penting dalam proses pembelajaran, yang bila kekurangan penghubung sel-sel dalam otak terganggu sehingga prestasi dan kecerdasan anak pun menurun," jelasnya dalam acara bertema "Melalui 3 Langkah Cerdas, SUN Dukung Program 1.000 Hari Pemenuhan Gizi untuk Negeri" di Gedung PKK Melati Jaya, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Selasa, 4 Marte 2014.
Ditambahkannya bahwa efek buruk dari kekurangan zat besi pada anak tak bisa dipulihkan bila anak sudah di atas dua tahun. Meskipun setelah itu, orangtua memberikan banyak makanan bernutrisi dan bernilai gizi seimbang.
"Meski orangtua mencoba meningkatkan asupan bernutrisi zat besi setelah dua tahun, hal itu tidak memengaruhi banyak. Karena proses perkembangan anak itu berkembang pesat dan terjadi saat dua tahun awal. Di luar dua tahun itu, meski perkembangan otak tetap bisa berkembang, tetapi perkembangan otaknya hanya sedikit dibandingkan masa 1.000 hari awal kehidupan anak. Inilah kenapa 1.000 hari awal kehidupan anak itu sangat penting," terangnya.
Jadi, lanjut dia, bagi orangtua khususnya ibu yang tak ingin memiliki anak yang bodoh, persiapkanlah diri saat masa mengandung dengan mengonsumsi banyak zat besi. Karena saat ibunya kurang gizi, otomatis janinnya kurang zat besi juga.
Pria ramah ini mengatakan, bukan cuma kekurangan zat besi yang membuat IQ anak menjadi rendah, tetapi kekurangan yodium juga memberi efek serupa. Dan langkah yang baik untuk menghindari risiko dari kekurangan yodium itu ialah mencukupi kebutuhan nutrisi pada dua tahun awal. Kemudian tak hanya nutrisi, stimulus dengan bermain interaktif dan kasih sayang harus dilakukan para orangtua. Tujuannya, agar anak mencapai tumbuh kembang yang optimal dan menjadi anak yang cerdas di masa depan.
"Nutrisi yang cukup pada anak itu ibarat komputer, hardware-nya saja yang bagus. Sementara software atau sistem kemampuannya bagus atau tidak, merupakan hasil dari stimulus yang baik. Kalau anak hanya diberikan makanan yang bernutrisi tapi tidak distimulus, software-nya pasti jelek. Anak dengan kondisi seperti bisa tidak kompetitif menghadapi tantangan di masa depan," terangnya.
"Lantas, kapan stimulasi pada anak? Sejak dini, yaitu saat masih dalam kandungan. Si ibu memberi nutrisi yang cukup, mengajaknya ngomong, memberikan lagu-lagu instrumen, bernyanyi dan lain-lain. Begitu berulang-ulang. Sementara untuk anak yang masih menjalani 1.000 hari pertama anak, buatlah permainan interaktif dengan penuh kasih sayang. Hal itu akan membuat sel-sel dalam otak terhubung, sehingga kemampuannya untuk menyerap informasi lebih cepat dibanding teman sebayanya," tutup dr. Sudjatmiko.
(tty)
This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.
