Jakarta, Remaja ini baru saja dinyatakan sembuh dari kanker super langka yang diidapnya. Tak tinggal diam, kini ia malah aktif melakukan riset mandiri untuk menemukan gen aneh yang menyebabkan munculnya kanker di tubuhnya itu.
Elana mengaku didiagnosis dengan kanker bernama Fibrolamellar Hepatocellular Carcinoma (FHC) itu pada usia 12 tahun (kini 18 tahun). Operasi merupakan satu-satunya pengobatan yang efektif untuk memberangus kanker tersebut, dan Elana beruntung karena ia dioperasi di waktu yang tepat.
Kendati begitu, Elana juga tahu jika kanker sudah menyebar, tak banyak yang bisa dilakukan oleh dokter. Elana juga mengetahui sejumlah pasien lain yang bernasib malang seperti itu.
Saat memasuki tahun kedua di SMA-nya, Elana yang memiliki skill ilmu komputer tersebut menjalani magang di sebuah lab dan bertugas membantu para peneliti mengurutkan data mutasi genetik pada sejumlah pasien kanker lain. Dari situ Elana penasaran untuk mencoba menggunakan pendekatan yang sama agar tim dokter dapat mengetahui apa penyebab kanker liver yang pernah diidapnya. Karena saking langkanya, hingga kini penyebab FHC belum pernah diungkap oleh peneliti manapun.
Beruntung Elana mendapat banyak dukungan dan bantuan dari orang-orang di sekitarnya. Ia didampingi oleh sang ayah, Dr Sanford Simon yang mengepalai sebuah lab biofisika seluler di Rockefeller University; dokter bedahnya di Memorial Sloan-Kettering Cancer Center dan sejumlah pakar genetik dari New York Genome Center.
Salah seorang survivor lain dari kanker ini juga ikut membantu Elana mengidentifikasi kanker tersebut. Sayang ia meminta identitasnya dirahasiakan.
Tim ini sempat tersandung masalah, yaitu kesulitan menemukan penderita FHC untuk dites. Apalagi menurut Fibrolamellar Cancer Foundation yang membantu mendanai studi ini, hanya 200 orang yang didiagnosis FHC per tahunnya. Dan tak ada dokter/rumah sakit yang menyimpan sampel jaringan penderita FHC setelah mengoperasi mereka.Next
(
lil/vit)