Jakarta, Di era kehidupan sekarang ini, banyak orang tak bisa lepas dari berbagai macam perangkat elektronik alias gadget-nya. Tak hanya ketika berkumpul dengan keluarga atau ke toilet saja, gadget pun kadang bisa masuk ke tempat tidur alias digunakan saat pasangan suami istri sedang bercinta.
Menurut hasil Durex Earth Hour Survey 2014 di Inggris terhadap 2.000 pasangan, sebanyak 60 persen pasangan menghabiskan waktu di atas tempat tidur sambil sibuk dengan gadget-nya. Sedangkan hanya 25 persen yang menghabiskan waktunya untuk berhubungan intim.
Kemudian, 40 persen responden sepakat gadget bisa memberi pengaruh negatif bagi hubungan mereka dan 12 persen mengaku sempat menjawab telepon saat berhubungan intim. Sementara itu, sembilan persen responden meletakkan gadget dekat dengan mereka saat berhubungan intim.
"Kurang lebih ini menunjukkan apa yang terjadi di belahan dunia lain termasuk di Indonesia terutama untuk pasangan dengan gadget seperti smartphone," kata Bahrun Afriansyah selaku marketing manager health and personal care Reckitt Benckiser di tengah-tengah press conference Durex #TurnOnToTurnOff di Fx Senayan, Jakarta, Kamis (27/3/2014).
Menanggapi hal ini, psikolog seksual Zoya Amirin, M.Psi mengatakan penggunaan gadget di sela-sela quality time suami istri terutama saat di ranjang bisa mempengaruhi keintiman hubungan juga kepuasan di ranjang. Lantas, bagaimana caranya agar gadget tak sampai mengganggu hubungan suami istri di ranjang?
"Bikin batasan pemakaian gadget untuk Anda dan pasangan. Gadget itu bolehnya dipakai di mana, karena ada beberapa profesi yang harus on call misalnya dokter atau jurnalis. Tapi untuk bangun hubungan dengan pasangan, bikinlah batasan supaya pasangan merasa dihargai," jelas Zoya.
Setelah itu, usahakan untuk banyak menghabiskan waktu di alam terbuka dengan pasangan. Sebab, jika kebanyakan waktu dihabiskan untuk melakukan kegiatan indoor maka kita akan kurang terhubung dengan alam. Jika seperti itu, dikatakan Zoya saat kita 'putus hubungan' dengan gadget misalnya saat mati lampu dan tidak bisa menggunakan perangkat elektronik, seseorang akan mati gaya saat berkomunikasi dengan pasangan yang bisa berujung pada kesalahpahaman.
Lalu, kembalikan atau jadikan sesuatu yang menyenangkan secara virtual menjadi nyata dan dinikmati secara kongkrit. Sebab, bagaimanapun juga, ungkapan pada gadget tetap tidak bisa dirasakan secara nyata. Misalnya mencium wangi tubuh pasangan, mendengar tawa renyah si dia, atau melihat kedipan mata serta tawa bahagianya.Next
(
rdn/mer)