Liputan6.com, Jakarta Sebagai tenaga kesehatan profesional, bidan memegang peranan penting. Sekitar 63 persen dari 4,6 juta kelahiran di Indonesia ditangani oleh bidan. Maka itu, bidan diharapkan dapat memberikan yang terbaik kepada para pasiennya.
Agar ada standarisasi profesi bagi para bidan di seluruh Indonesia, Ikatan Bidan Indonesia (IBI) membuat program dengan nama Bidan Delima. Program ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi para bidan.
Demikian yang disampaikan Ketua Dari Pengurus Pusat Ikatan Bidan Indonesia (IBI), Dr. Emi Nurjasmi, M. Kes dalam acara 'Pemantaapan Program Bidan Delima Serta Revitaslisasi Program KB 2014' di Kantor Pusat IBI, Jakarta, Rabu (19/3/2014).
"Berhubung sudah menggunakan standar, saya berharap semua bidan yang masih melakukan praktik mandiri dapat mengacu pada standar yang sudah ditetapkan ini," kata Dr. Emi.
Pemantapan Program Bidan Delima tahun ini merupakan tindak lanjut program yang sama tahun lalu, yang menjangkau 12 provinsi meliputi 30 titik dengan jumlah peserta lebih kurang 1.000 orang.
Tahun ini, kata Dr. Emi, dari seluruh kabupaten/kota tujuan diharapkan mampu mengumpulkan fasilitator dan Bidan Delima sebanyak 2.000 orang pada bulan Maret sampai Juni 2014.
"Tahun ini pemantapan program ini ke-16 provinsi yang mencakup 40 kabupaten/ kota sebagai upaya memberikan informasi terkini perkembangan Bidan Delima dan informasi tentang pil kontrasepsi dalam rangka meningkatkan kesehatan ibu dan anak di Indonesia," kata dia menerangkan.
(Abd)
This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.