Kala pasangan selingkuh (Foto: Google) PERSELINGKUHAN menjadi hal yang paling menghantui dalam suatu hubungan. Menjaga penampilan tetap terlihat sedap dipandang mata selalu dilakukan oleh para pasangan dengan harapan pasangan mereka tidak berpindah ke lain hati. Namun, apakah penampilan yang baik bisa menjaminnya?
Suatu hubungan yang baik memiliki pleasure yang besar daripada pain. Jika tidak, maka tugas para pasangan adalah menstabilkan kondisi tersebut, sehingga pleasure kembali lebih besar daripada pain.
"Namun apabila pain lebih besar daripada pleasure, hubungan tersebut sama dengan nol dan hubungan tidak menjadi sehat. Seseorang cenderung akan mencari pleasure di luar jika pasangannya tidak bisa memberikan pleasure itu sendiri. Pleasure atau kesenangan harusnya dilakukan oleh sesama pasangan," ungkap Psikolog A Kasandra Putranto kepada Okezone melalui sambungan seluler, Rabu (2/4/2014).
Kemajuan teknologi juga menjadi penyebab maraknya perselingkuhan di kalangan masyarakat.
"Zaman dulu kirim surat menggunakan burung dara. Kalau sekarang, bangun tidur bisa SMS, bahkan kirim foto. Nah, itu merupakan bibit perselingkuhan," tutur psikolog yang berkarier lebih dari 20 tahun ini.
Dia menambahkan, banyak orang berpikir bahwa jika sudah berhubungan fisik baru bisa dikatakan selingkuh. Namun melalui persepsinya, Kasandra menganggap bahwa jika sudah ada pikiran bahwa orang lain lebih baik dari pasangan Anda dan membiarkan orang tersebut mengisi relung hati, hal tersebut bisa dikatakan bahwa Anda telah berselingkuh.
Jadi, menjaga penampilan bukan salah satu faktor yang membuat langgengnya sebuah hubungan. "Hal yang paling utama adalah kondisi individu itu sendiri terhadap pasangannya. Jika memang sudah berkomitmen untuk bersama, sejuta perempuan cantik atau laki-laki macho di depan mata tidak akan berpengaruh kepada seseorang yang menjaga komitmen terhadap pasangannya," tutup Kasandra.
(tty)
Download dan nikmati kemudahan mendapatkan berita melalui Okezone Apps di Android Anda.