BANYAKNYA anak mengalami gagal napas akut akibat kerusakan paru, harus dicegah sejak dini oleh para orangatua. Pasalnya, upaya pencegahan merupakan langkah terbaik atas kondisi tersebut.
Menurut Dr.dr. Ririe Fachrina Malisie, Sp.A(K), ahli spesialis anak, angka kejadian kerusakan paru pada anak berkisar 2,2 sampai 12 per 100.000 anak per tahun dengan mortalitas 18 sampai 60 persen. Kematian paling tinggi disebabkan oleh gagal multiorgan sebesar 45,8 persen dan hipoksemia refrakter 19,3 persen. Karena itu, para orangtua harus menjaga betul-betul kesehatan anak, mulai dari apa yang dimakan dan dari lingkungan kegiatan, khususnya udara yang dihirup. Hal itu karena kerusakan paru bersumber atas apa yang dihirup.
"Debu, kontaminan (zat dalam lingkungan bukan tempatnya yang membahayakan kesehatan) yang kita hirup ataupun tercampur dalam makan, itu memberi efek kerusakan langsung pada paru. Ataupun bisa dibilang, inilah faktor risiko yang membuat anak mengalami kerusakan paru," jelasnya kepada Okezone di Aula Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Salemba, Jakarta, Selasa (8/4/2014)
Dr. Ririe menuturkan bahwa kerusakan paru pada anak-anak atau bayi biasanya bersumber pada apa yang dihirup. Jadi jika anak ataupun bayi tak ingin mengalami kerusakan paru, para orangtua harus memerhatikan lingkungan udara di sekitarnya. Kemudian, tak lupa mendapat imunisasi sesuai jadwal. Sebab, hal itu ialah formula agar virus tak mudah berkembang atau masuk dalam tubuh.
(tty)