Jakarta, Normalnya seorang pria terlahir dengan dua buah zakar alias testis. Tapi karena kondisi-kondisi tertentu, salah satu buah zakar tidak turun di tempat yang seharusnya saat si lelaki masih di dalam kandungan.
Pria yang terlahir dengan satu testis dikenal dengan istilah undescended testicles (cryptorchidism) atau kadang juga disebut monorchism. Cryptorchidism terjadi ketika testis tidak turun ke posisi yang seharusnya di kantong kulit yang menggantung di bawah penis (skrotum) sebelum kelahiran. Kondisi ini biasanya hanya mempengaruhi satu testis, tetapi sekitar 10 persen kasus terjadi pada kedua testis.
Testis terbentuk di perut selama perkembangan janin. Selama beberapa bulan terakhir perkembangan janin normal, testis secara bertahap turun dari perut melalui jalan seperti tabung di pangkal paha (inguinal canal) ke dalam skrotum. Pada kasus cryptorchidism, proses tersebut terhenti atau tertunda.
Dengan berjalannya waktu, testis yang tidak turun bisa bergerak turun ke posisi seharusnya dalam beberapa bulan pertama kehidupan bayi. Namun jika testis tidak juga turun dengan sendirinya, maka operasi perlu dilakukan.
Testis yang tidak turun biasanya terdeteksi ketika bayi diperiksa segera setelah lahir. Jika anak Anda mengalaminya, segeralah minta pendapat dokter. Jika testis tidak juga turun ke dalam skrotum hingga anak berusia 4 bulan, artinya ia tidak bisa turun dengan sendirinya dan dibutuhkan prosedur pembedahan. Mengobati cryptorchidism ketika anak masih bayi dapat menurunkan risiko komplikasi di kemudian hari, seperti infertilitas dan kanker testis.
Selain terjadi sejak lahir, tidak turunnya testis juga bisa terjadi setelah bayi lahir, yaitu pada masa anak-anak hingga pra remaja. Pada kondisi ini testis seolah-olah tampak 'menghilang'. Berikut indikasinya, seperti dirangkum detikHealth dari berbagai sumber, Jumat (25/4/2014):
1. Testis bisa ditarik, yang bergerak bolak-balik antara skrotum dan pangkal paha, dan dapat dengan mudah dipindahkan oleh tangan ke dalam skrotum selama pemeriksaan fisik. Hal ini tidak normal dan terjadi karena refleks otot dalam skrotum.
2. Testis naik seolah-olah 'kembali' ke pangkal pahan dan tidak dapat dengan mudah dipindahkan oleh tangan ke dalam skrotum.
(mer/vit)