Jakarta, Usia Zahid Nabil baru menginjak enam tahun. Meski belum terlalu paham dengan respons orang-orang di sekitarnya, Nabil bisa merasa minder akibat kondisi kakinya yang melengkung ke dalam atau di istilah kedokteran kerap disebut dengan Tibia Vara.
Saat berusia dua tahun, si kecil Nabil dipastikan mengalami obesitas. Bagaimana tidak, saat itu berat Nabil mencapai 30 kg lebih. Padahal, menurut orang tua Nabil, Tini Agustini (42) dan Hidup Fatahillah (44), berat badan sang anak normal-normal saja saat lahir yaitu tiga kg.
"Nabil nggak pernah pakai baby walker waktu bayi. Tapi waktu umur satu tahun lebih, mau duduk aja dia susah banget sampai kadang kakinya ditekuk-tekuk gitu, terus waktu mau jalan juga, sampai umur dua tahun akhirnya dia bisa jalan," kisah Tini saat ditemui di RSUP Fatmawati, Jakarta Selatan, Kamis (10/4/2014).
Di usia dua tahun itulah, Tini dan Hidup melihat ada kelainan di kaki sang anak yang tampak bengkok. Saat mengayuh sepeda pun Nabil menggenjotkan kakinya ke belakang, bukan ke depan seperti mengayuh sepeda pada umumnya. Mereka pun membawa Nabil ke beberapa rumah sakit. Tapi Tini dan Hidup tidak berpikiran membawa putranya ke pengobatan alternatif.
Pasangan suami istri ini sudah pergi ke puskesmas dan beberapa rumah sakit tapi belum menemukan solusi. Akhirnya mereka membawa Nabil ke RSUP Fatmawati. Sempat beberapa kali ganti dokter, Tini dan Hidup pun bertemu dr Faisal Miraj, SpOT yang menyarankan Nabil untuk operasi tapi dengan syarat bobotnya harus dikurangi dulu.
"Akhirnya mau nggak mau saya tegain aja Nabil cuma minum air putih. Susu yang biasanya sehari lima kali, dikurangi jadi dua kali. Dulu dua hari aja dia bisa habis yang ukuran 800 gram. Sampai umur 4,5 tahun Nabil jarang makan nasi, dia cuma minum susu," kata Hidup.
Diet Nabil pun bisa dibilang sukses. Berat badannya turun menjadi 30 kg. Tapi, dengan tubuhnya yang lebih ringan, Nabil justru makin senang bergerak. Maklum, bocah kelahiran 12 September ini juga didiagnosa hiperaktif. Setelah mengurus administrasi, kebetulan Tini dan Hidup ikut program JKN, hari ini (10/4) Nabil pun menjalani operasi yang dilakukan dr Faisal dan timnya.
"Saya cuma bisa berharap biar Nabil nggak minder lagi. memang dia belum paham tapi dia punya rasa minder, kalau pulang dari PAUD atau TPA dia bilang mama kok kayak gini ya, maksudnya kakinya dia kok kayak gitu," ucap Tini sambil sesekali mengusap air mata yang mengalir di pipinya.
Bagaimanapun, menurut Tini, ia dan suaminya sudah berusaha semaksimal mungkin agar anak satu-satunya bisa kembali normal seperti anak sebayanya. "Anak saya cuma tinggal dia, yang pertama udah meninggal, saya nggak pengen anak saya diejek orang lagi, biarlah dia bisa hidup normal kayak anak-anak lainnya," imbuh Tini.
Meski prosedur pemasangan Ilizarov dengan komputerisasi ini terbilang baru, yakni mulai muncul di tahun 2013, Tini dan Hidup mengaku yakin dengan keputusan yang mereka buat. Toh sebelumnya mereka sudah diberitahu dr Faisal pasien-pasien yang pernah menjalani prosedur ini.
(rdn/vit)