Jakarta, Stomatitis apthosa recurrent (SAR) merupakan suatu jenis penyakit yang selama ini lebih dikenal dengan sebutan sariawan. Hampir setiap orang disebut pernah mengalaminya, baik sariawan ringan maupun berat. Ketika seseorang mengalami sariawan yang berat, kebanyakan dari mereka merasa terganggu fungsi fisiologisnya, seperti gangguan bicara, mengunyah, dan menelan.
drg Harum Sasanti, SpPM, dokter spesialis penyakit mulut dari Departemen Gigi dan Mulut FKGUI dan RSCM menjelaskan bahwa ringan dan beratnya sariawan itu merupakan bagian dari macam bentuk klinis sariawan.
"Terdapat tiga macam bentuk klinis sariawan, yaitu SAR minor, SAR mayor, dan SAR herpetiform, di mana ketiganya ini berbeda-beda," tutur drg Harum saat ditemui pada acara Workshop 'Jangan Anggap Remeh Sariawan' yang diselenggarakan di The Cone Indonesia, fX Lifestyle Centre, Jl. Jend Sudirman, Jakarta, Rabu (16/4/2014).
SAR minor merupakan macam klinis sariawan yang bentuk luka cekungan lingkarannya kecil, dengan diameternya sekitar 3 sampai 5 mm. Biasanya orang yang menderita SAR minor mempunyai 2 hingga 3 luka sariawan di dalam mulutnya.
Berikutnya adalah SAR mayor, di mana merupakan macam klinis sariawan yang lukanya lebih besar dan dalam dibanding SAR minor. Pada SAR mayor, luka cekungan sariawan tersebut cukup dalam dan berdiameter 8 hingga 10 mm, bentuknya pun tidak seperti SAR minor, dengan kata lain memiliki bentuk yang tidak beraturan. SAR mayor ini merupakan macam bentuk klinis sariawan yang biasanya sangat perih dan menganggu fungsi fisiologis seseorang.
Sedangkan yang terakhir adalah SAR herpetiform, yang merupakan macam bentuk klinis sariawan yang terlihat mirip sekali dengan infeksi virus herpes. Jumlah luka cekungan pada SAR herpetiform ini sangat banyak, bahkan bisa mencapai 100. Kendati terlihat mirip sekali dengan infeksi virus herpes, SAR herpetiform bukanlah merupakan herpes. Karena menurut drg Harum, pada penderita SAR herpetiform, tidak pernah ditemukan adanya virus herpes.
"Kalau herpes itu kan infeksi, sedangkan sariawan bukanlah infeksi. Ini dikarenakan ketika seseorang terkena sariawan, gejalanya itu tidak didahului dengan demam," imbuhnya.
Sariawan merupakan self limiting disease, dengan kata lain sariawan merupakan suatu penyakit yang memang bersifat ulang kambuh namun dapat sembuh dengan sendirinya. Perbedaan macam klinis bentuk sariawan ternyata juga menyebabkan waktu penyembuhan yang berbeda pada masing-masing bentuk klinis.
"Kalau SAR minor biasanya bisa sembuh dalam 3 sampai 7 hari. Sedangkan SAR herpetiform, sembuhnya itu bisa dalam 7 sampai 14 hari. Dan untuk SAR mayor, memang lebih lama. Biasanya 4 sampai 5 minggu baru bisa sembuh," ungkap drg Harum.
(vta/vta)