Pages

Kamis, 17 Juli 2014

health.detik
Detik.com sindikasi 
Accept Payments on iPhone

Flint is a next gen app to accept credit card payments on iPhone. No card reader, no merchant account, low rates. Sign up now!
From our sponsors
Hamil di Rentang Usia Ini Bisa Bantu Orang Tua Miliki Anak Cerdas
Jul 17th 2014, 08:32

Jakarta, Kecerdasan anak sudah bisa dipupuk sejak di kecil di dalam kandungan. Di rahim ibu, otak bayi sudah mulai berkembang. Masa di kandungan juga menjadi waktu pembentukan kemampuan kognitif anak sejak awal. Usia dan kondisi ibu pun memegang peranan utama dari pertumbuhan otak bayi.

"Jika ingin memiliki anak yang cerdas dan berkualitas, sebaiknya memiliki anak di antara usia 23-33 tahun," ujar dr. Bagus Satryia Budi dari Kementerian Kesehatan.

dr Bagus mengungkapkan, jika usia ibu kurang dari rentang waktu itu, ibu membutuhkan gizi untuk dirinya sendiri. Sehingga ketika ibu makan, nutrisi akan diserap oleh tubuh si ibu dan tak jarang anak mengalami malnutrisi. Sedangkan jika usia lebih tua dari rentang itu, kemampuan rahim ibu telah menurun dan tidak elastis lagi.

"Berikan jarak ke anak berikutnya sekitar 4 tahun," saran dr. Bagus saat ditemui detikHealth beberapa waktu lalu seperti ditulis pada Kamis (17/7/2014).

Menurut dr Bagus, jarak usia antar anak adalah dua tahun setelah anak sebelumnya selesai menyusui. Sebab, ketika menyusui, ibu membutuhkan gizi untuk si bayi. Lalu jika hamil lagi maka nutrisi baik tidak akan sampai ke janin. Dapat diperkirakan, kira-kira selang empat tahun usia antar anak.

"Dia bisa pintar tapi tidak bisa menggunakan kemampuan kognitifnya. Jadi bisa pintar tapi belum tentu kaya," tutur dr. Bagus lagi. Ia meyakini, anak yang lahir dengan nutrisi kurang maka kemampuan kognitifnya tidka terlalu baik.

Menurut statistika OECD, Indonesia menempati urutan 5 terbawah dalam hal kemampuan kognitif. Gizi untuk anak haruslah baik. Ibu haruslah mencukupi kebutuhan protein dari daging-dagingan atau ikan. Sedangkan untuk ibu-ibu vegetarian bisa mengonsumsi kedelai untuk mendapatkan protein serupa dengan daging.

"Tapi belakangan daging-daging sudah menggunakan konsentrat dan tidak alami. Jadi, saya kira ikan jauh lebih baik untuk dikonsumsi," tutup dr Bagus.

(rdn/up)

Ingin Mendapatkan Rp 500,000 dari detikHealth ? Ceritakan Pengalaman Dietmu di Sini

This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.

Media files:
153335_hamil07.jpg (image/jpg, 0 MB)
You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions