Pages

Kamis, 17 Juli 2014

health.detik
Detik.com sindikasi 
Join Delanceyplace

Sign up to receive a free quote from a non fiction book every weekday.
From our sponsors
Black Out Saat Ramadan, Titik Balik Aga Hentikan Kecanduan Rokok Sejak SD
Jul 17th 2014, 08:16

Jakarta, Bulan puasa banyak dimanfaatkan untuk memulai gaya hidup sehat, termasuk berhenti merokok. Seorang guru di Jakarta membuktikan bahwa kombinasi niat dan momen yang tepat bisa melepaskannya dari kecanduan rokok sejak SD.

Galuh Raga Paksi (24), seorang pengajar Bahasa Inggris di Jakarta mengaku kecanduan rokok sejak kelas 5 SD. Dari yang semula cuma sebatang dua batang, ketergantungannya sudah menjadi 1 bungkus untuk sepekan saat duduk di bangku SMP. Kalau pas tak ada uang, minta sama kawan.

Bertahun-tahun menjadi perokok berat, pria yang akrab disapa Aga tersebut akhirnya memutuskan berhenti. Sebuah pengalaman spiritual di bulan Ramadan 3 tahun lalu menjadi titik balik keberhasilannya untuk meninggalkan rokok. Berikut penuturannya kepada detikHealth, Kamis (17/7/2014).

Saya berhenti merokok di tahun ke 3 saya kuliah. Saat itu saya mulai ikut liqo (pengajian di kampus). Sebenarnya guru ngaji tak pernah melarang saya merokok. Tapi karena pemahaman agama yang sedikit demi sedikit bertambah, saya mengerti dengan sendirinya.

Saya merasa rokok adalah tuhan-tuhan kecil yang menggangu kedekatan saya, rasa cinta saya kepada Tuhan Yang Maha Besar. Kendati begitu sempat sangat susah juga untuk memutuskan berhenti merokok. Maklum, perokok sejak kecil.

Sampai suatu waktu, saat itu saya sedang galau, dan biasanya kalau sedang galau saya mulai merokok. Tanpa sadar sudah 3 batang nyambung tanpa henti, tiba-tiba saya kena black out. Pandangan tiba-tiba gelap, suara sekitar tak terdengar, hanya bunyi "ngiiiiiinggg" keras sekali di telinga bagaikan suara telepon tak diangkat.

Kejadian ini berlangsung sekitar 3 menit. Saat itu dada terasa dingin, saya sempat berfikir ini mungkin yang dinamakan mati. Selepas 3 menit, keadaan mulai pulih. Butuh waktu samapai akhirnya 'nyawaku' kembali. Ketika benar-benar sadar, baju sudah basah karena keringat dingin yang mengucur deras dari seluruh pori-pori tubuh. Pengalaman ini adalah titik balik berhentinya saya dari batang beracun itu.

Saya sudah mulai berhenti sekitar 1 minggu ketika pada akhirnya bulan Ramadan datang. Inilah perang sesungguhnya. Perokok pasti tahu, bagaimana rasanya merokok setelah buka puasa. Habis makan gorengan, kolak, atau nasi. Atau sembari menunggu sholat Isya dan teraweh, tidak ada hal lain yang paling dipikirkan perokok selain teras rumah dan rokok. Saya mulai gamang, namun karena ini hal baik, saya berdoa kepada Allah, agar diberi kekuatan untuk berhenti selama lamanya dari rokok.

Kebetulan saya juga tahu, ada teori tentang kebiasaan dari Steven Covey. Kata beliau, sesuatu yang dilakukan berulang ulang, lebih dari 21 kali, maka itu akan menjadi kebiasaanmu yang baru. Maka di bulan yang suci ini, saya benar-benar meluruskan niat untuk melatih diri tanpa rokok full, gak boleh jebol sehari pun. Alhamdulillah, kendati berat sekali (percayalah berat sekali), saya berhasil melakukannya sampai selesai hari kemenangan tiba. Selepas itu tidak ada lagi rasa ingin merokok, bahkan sampai benci terhadap asap rokok. Alhamdulillah, doakan semoga saya istiqomah.

(up/up)

Ingin Mendapatkan Rp 500,000 dari detikHealth ? Ceritakan Pengalaman Dietmu di Sini

This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.

Media files:
151033_459462957.jpg (image/jpg, 0 MB)
You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions