Pasien berusia 6 tahun itu harusnya menjalani operasi kaki, tapi dokter bedah malah mengoperasi kelamin.
Liputan6.com, Jakarta Ketika pertanyaan 'Apa cita-citamu?' ditanyakan pada seorang anak, tidak sedikit dari mereka yang menjawab 'dokter' sebagai profesi paling diidam-idamkan. Tak heran bila Rumah Sakit Omni Hospitals Alam Sutera, Serpong, membuat satu program kegiatan dengan nama 'Aku Dokter Cilik', sebagai untuk mengenalkan profesi dokter dan pentingnya pendidikan kesehatan sejak dini.
Menurut Dr Kresno Mulyadi, Sp.KJ, dengan program ini, para tim medis dapat memberikan pandangan pada anak-anak peserta kegiatan ini bahwa dokter merupakan profesi mulia. Selain itu, anak-anak itu pun dapat diberi pengertian, jika rumah sakit adalah tempat menyenangkan dan jauh dari kesan menyeramkan.
"Dengan dilaksanakannya program ini, diharapkan anak-anak tidak takut lagi ketika harus berobat ke rumah sakit. Selain itu, kegiatan ini dapat memacu keinginan mereka menjadi dokter ketika beranjak dewasa nanti," kata Kresno di Omni Hospital Alam Sutera, Jalan Alam Sutera Boulevard Kav 25, Serpong, Tangerang, Kamis (17/7/2014).
Pada saat pengenalan organ manusia di operating theatre, lanjut Kresno, mereka akan dikenalkan bagian-bagian pribadi yang ada di tubuh mereka, mana yang boleh disentuh dan mana yang tidak boleh disentuh orang lain. "Maraknya kekerasan seksual pada anak-anak saat ini, sungguh sangat mengkhawatirkan. Maka itu, dengan membekali pengetahuan semacam ini, sangatlah penting," kata Kresno menambahkan.
Lanjut Kresno, dampak dari kekerasan terhadap anak dapat berakibat pada cedera atau kerugian nyata, sehingga membuat anak berperilaku agresif, mengganggu kelangsungan hidup dan tumbuh kembang anak, serta martabat anak dalam konteks tanggung jawab serta kepercayaan.
Psikiater Omni Hospital Alam Sutera menjelaskan, kedekatan orangtua dan anak sangat menentukan dalam upaya mendeteksi sedini mungkin, sementara kualitas individu ditentukan pada usia jauh lebih dini.
Direktur Omni Hospitals Alam Sutera, dr. Senta Lucia, MM menjelaskan, setiap anak yang menjadi peserta dalam program ini akan diajak untuk ikut bermain peran menjadi seorang dokter, dengan alat-alat yang hampir mirip dengan yang digunakan seorang dokter sungguhan.
Misalnya, di Nursery room, peserta akan diajarkan bagaimana cara merawat bayi dan mengganti popok. Di emergency room, anak-anak akan dibekali pengetahuan mengenai dasar-dasar memberikan pertolongan pada korban kecelakaan.
(Gabriel Abdi Susanto)