Jakarta, Salah satu cedera yang sering dialami korban kecelakaan adalah cedera otak atau yang lebih dikenal dengan istilah gegar otak, yang dipicu oleh benturan di kepala. Pada kondisi seperti ini, sebaiknya pasien gegar otak jangan langsung diberi minuman atau makanan. Mengapa?
"Ketika terjadi kecelakaan di jalan, biasanya korban suka langsung dikasih minum biar lebih tenang. Tapi jika diduga korbannya mengalami cedera otak ringan, sebaiknya jangan dikasih minum," jelas dr I Gusti Ayu (IGA) Nari Laksmi Dewi, Sp.B, dokter spesialis bedah dari RSU Bunda Jakarta, dalam acara Media Gathering 'Emergency.. What To Do?', di RSU Bunda Jakarta, Jl Teuku Cik Di Tiro no 21, Menteng, Jakarta, Kamis (13/3/2014).
Menurut wanita yang akrab disapa dr Iga, tidak memberikan minum pada pasien cedera otak ringan sesaat setelah kecelakaan dilakukan sebagai upaya preventif, untuk mencegah risiko pembiusan seandainya dokter akan segera melakukan tindakan operasi.
"Ini untuk mencegah risiko pembiusan jika akan dilakukan operasi segera. Jadi harus dilakukan pengosongan perut atau puasa. Kalau perutnya penuh, saat dibius bisa muntah, bisa masuk ke paru-paru," lanjut dr Iga.
Bagaimana mengenali gegar otak?
Cedera atau gegar otak dibagi 3 tingkatan dilihat dari tingkat kesadarannya pada 2 jam pertama, yaitu gegar otak ringan, sedang, dan berat.
Gegar otak dikatakan ringan bila gejala yang muncul dalam 2 jam pertama hanya berupa mengantuk, bicara melantur atau tidak nyambung. Dikatakan gegar otak sedang bila masih sadar tetapi merasa pusing, sedangkan gegar otak berat bisa menyebabkan korban mengalami kondisi koma.Next
(
mer/vit)