Pages

Rabu, 09 April 2014

Sindikasi health.okezone.com
Berita-berita Okezone pada kanal Health 
Book your hotel early for a discount!

You can reap the rewards with great discounts at participating Pullman, M Gallery, Grand Mercure, Novotel, Mercure, ibis and Formule 1 hotels.
From our sponsors
Dampak & Penyebab Gangguan Tidur Anak
Apr 9th 2014, 11:45

Helmi Ade Saputra - Okezone
Rabu, 9 April 2014 18:45 wib
detail berita
Anak alami gangguan tidur (Foto: Google)
SALAH satu gangguan tidur yang sering dialami oleh orang dewasa adalah sleep apnea. Meskipun sering terjadi pada orang dewasa, bukan berarti gangguan tidur ini tidak menimpa anak-anak. Apa pasal?

Obesitas dikenal sebagai salah satu faktor yang berkontribusi terhadap sleep apnea, termasuk pada anak-anak. Para ahli mengatakan bahwa anak-anak yang menderita obstructive sleep apnea (OSA) tidak dapat menghasilkan hormon pertumbuhan yang cukup, sehingga pertumbuhan mereka cenderung abnormal dan perkembangannya lambat.

Selain itu, hal tersebut juga dapat menyebabkan tubuh mengalami peningakatan resistensi terhadap insulin atau kelelahan pada siang hari ditandai dengan penurunan aktivitas fisik. Faktor-faktor ini dapat berkontribusi terhadap obesitas dan berhubungan dengan peningkatan risiko tekanan darah tinggi, jantung, atau paru-paru.  
Menurut Dr. Stacey Ishman dari the Cincinnati Children Hospital Medical Centre dalam jangka pendek anak-anak yang menderita sleep apnea akan menunjukkan perilaku seperti hiperaktif. Selain itu, mereka juga akan mengalami penurunan fokus dan konsentrasi, serta menurunkan fungsi kognitif.
 
"Dalam jangka panjang, kecerdasan dan kemampuan belajar anak-anak yang menderita sleep apnea mungkin akan berkurang," ujar Dr. Stacey Ishman, dikutip Emirates247.
 
Lebih lanjut, beberapa efek jangka panjang dari sleep apnea adalah anak-anak mengembangkan kebiasaan mendengkur, murung, lalai, dan perilaku yang mengganggu, baik di rumah maupun sekolah. Selain itu, menurut Dr. Ishman, sleep apnea juga berkontribusi terhadap gangguan perhatian pada beberapa anak dan peningkatan produksi urin di malam hari sehingga sering mengompol.
 
Sementara, Dr. Michael Oko dari the United Lincolnshire Hospitals Trust & Department of Health mengatakan bahwa obstructive sleep apnea (OSA) masih menjadi isu besar yang muncul seiring meningkatnya populasi obesitas.
 
"Untuk itu, pendidikan tentang kesehatan harus dimuali di sekolah dengan memberikan nasihat mengenai diet sehat yang seimbang dan olahraga," jelas Dr. Oko.
 
Sementara itu, menurut Dr. Ishman, pengobatan sleep apnea pada anak-anak dengan berat badan normal mirip dengan mereka yang obesitas, yaitu adenotonsilektomi sebagai pengobatan pertama. Selain itu, penurunan berat badan seringkali dibutuhkan untuk mengobati obstructive sleep apnea (OSA) sepenuhnya.
 
"Jika tindakan tersebut kurang, dilakukan continuous positive airway pressure (CPAP) dan operasi lanjutan, yaitu mirip dengan beberapa prosedur bedah pada orang dewasa," jelas Dr. Ishman.
(tty)

Download dan nikmati kemudahan mendapatkan berita melalui Okezone Apps di Android Anda.

This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions