Pages

Kamis, 10 April 2014

health.detik
Detik.com sindikasi 
The Best Way to Manage your Money.

Start using Mint today to set a budget, track your goals and do more with your money.
From our sponsors
Studi: Meredakan Stres Bukan dengan Merokok, Tapi Menghentikannya
Apr 10th 2014, 12:29

Oxford, Bagi sebagian orang, merokok adalah cara ampuh untuk meredakan stres yang mereka rasakan. Padahal sebenarnya, jika ingin terbebas dari masalah yang benar adalah berhenti sepenuhnya dari kebiasaan merokok. Nah!

Bahkan hasil review yang dilakukan sekelompok peneliti dari University of Oxford tersebut mengatakan manfaat berhenti merokok terhadap perbaikan mood serta kesehatan mental itu sama besarnya dengan mengonsumsi obat antidepresan.

Untuk keperluan studi ini, peneliti me-review data dari 26 studi tentang berhenti merokok. Beberapa di antaranya khusus menyorot pasien dengan gangguan kejiwaan. Dan peneliti mencatat rata-rata partisipan sanggup menghabiskan 20 batang rokok perharinya.

Kesemua partisipan diminta untuk berhenti merokok selama studi berlangsung. Kemudian peneliti membandingkan kondisi kesehatan mental setiap partisipan sebelum berhenti merokok dan enam bulan sesudahnya.

Ternyata, bila dibandingkan dengan orang-orang yang tetap keukeuh merokok, sejumlah studi memperlihatkan adanya penurunan tingkat kecemasan, depresi, termasuk peningkatan kualitas kondisi psikologis di antara partisipan yang berkenan menghentikan kebiasaan buruknya itu.

Namun sejumlah pakar menanggapi studi ini dengan pesimis. "Sebagian kultur percaya merokok 'dapat menenangkan saraf' dan membantu meredakan ketegangan seseorang karena terjebak dalam situasi tertentu," tutur psikiater Benjamin Le Cook dari Cambridge Health Alliance, Somerville, Massachusetts.

Lagipula menurut Brian Hitsman dari Northwestern University Feinberg School of Medicine di Chicago, bisa jadi gangguan kesehatan mental yang dilihat peneliti dalam studi ini sebenarnya bukanlah gangguan mental sebenarnya, melainkan gejala withdrawal atau penarikan setelah berhenti merokok.

"(Tapi) yang jelas ketika mereka berhenti merokok, mereka akan merasa lebih baik dibanding saat masih menghisap tembakau. Memang ketika awal-awal berhenti, mereka biasanya pemarah dan mudah tersinggung, tapi sebenarnya kita sedang membantu memperbaiki kondisi mental mereka," tandas salah satu peneliti, Dr Paul Aveyard seperti dikutip dari Reuters, Kamis (10/4/2014).

Aveyard dan rekan-rekannya pun yakin para perokok dapat diberi pemahaman bahwa berhenti merokok erat kaitannya dengan perbaikan kesehatan mentalnya.

(iva/vit)

Ingin Mendapatkan Rp 500,000 dari detikHealth ? Ceritakan Pengalaman Dietmu di Sini

This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.

Media files:
192751_rokok6ts.jpg (image/jpg, 0 MB)
You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions