Jakarta, Dianggap hal yang lumrah ketika seorang pendatang mengunjungi wilayah endemis tinggi malaria di Indonesia seperti Papua, Maluku, dan NTT terkena malaria saat kembali ke daerah asalnya. Padahal, pendatang juga bisa bebas malaria lho usai ia berkunjung ke wilayah endemis tinggi malaria.
Diungkapkan Prof Dr Supratman Sukowati dari Badan Litbangkes Kemenkes RI, ada dua cara menghindari malaria ketika mengunjungi wilayah endemis tinggi malaria. Pertama usahakan jangan sampai digigit nyamuk.
"Untuk preventif kita bisa pakai obat nyamuk lotion, pakai lengan panjang, waktu di luar ruangan pakai obat nyamuk bakar, atau saat di hotel dengan menyalakan AC," tutur Prof Supratman di Kantor Kemenkes, Jl.HR Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan, Senin (7/4/2014).
Dikatakan Prof Supratman, nyamuk tidak akan aktif jika berada pada temperatur di bawah 20 derajat sehingga nyamuk tidak bisa menggigit. Masalah lain yang sering disepelekan adalah anggapan tidak ada nyamuk ketika sedang bersantai alias nongkrong di luar ruangan.
"Padahal nyamuk vektor malaria itu kan pinter banget mencuri darah kita, beda sama Aedes aegypti. Nah, cara kedua yang bisa kita lakukan adalah pencegahan dengan minum obat profilaksis yang biasa dijual di apotik," tambah Prof Supratman.
Ia menyarankan, minumlah profilaksis sebelum pergi ke wilayah endemis paling lambat seminggu sebelum keberangkatan. Setelah tiba di lokasi, konsumsi obat tersebut sehari sekali.
Setelah dari sana dan tiba di daerah asal, obat kembali dikonsumsi seminggu setelah kedatangan. Prof Supratman mengingatkan jangan sampai saat akan berangkat obat diminum tapi ketika di sana obat justru tidak diminum.
(rdn/vit)