Jakarta, Bobot tubuh berlebih dan kebiasaan buruk dapat membawa petaka. Seperti yang dialami Mario Colao, pernah mengalami gejala yang mirip serangan jantung karena tubuhnya terlalu gemuk dan ia sering merokok. Tak ingin mengalaminya lagi, ia lantas memutuskan untuk berubah.
Colao memang bertubuh gemuk sejak masih kanak-kanak. Tubuh yang gemuk itu membuat Colao kecil kerap di-bully di sekolah. Tak memiliki teman dan orang tuanya sibuk, satu-satunya teman bagi Colao hanyalah sang kakek.
Sayangnya saat Colao berusia 9 tahun, kekeknya meninggal. Kesepian yang teramat pun mendera Colao. Ia lantas melampiaskan rasa kesepiannya itu pada makanan.
"Makanan menjadi pelampiasan saya. Saya selalu menganggp makanan sebagai obat," ujar Mario Colao, seperti dikutip dari CNN, Selasa (22/4/2014).
Sejak saat itu, bobot Colao terus merangkak naik. Ia terus meraup makanan tak sehat, siang maupun malam. Sekali makan, ia biasanya menyantap dua buah burger, segelas besar soda, kentang goreng dalam jumlah banyak, serta nugget ayam.
Kebiasaan buruk Calao tak hanya makan berlebih saja. Pada usia 18 tahun Colao mulai merokok dan pada usia 22 tahun ia mulai menjadi peminum kelas berat. Colao bisa menghabiskan sepuluh jenis minuman keras dalam semalam dan dua bungkus rokok setiap hari.
Saat itu, di usianya yang ke-28, bobot Colao mencapai 208 kilogram. Kegemukan itu tak ayal membatasi aktivitasnya. Bagaimana tidak, mengikat tali sepatu saja membuat ia kepayahan, apalagi berolahraga.Next
(
mer/mer)