Liputan6.com, New York Jumlah orang yang mengalami obesitas semakin banyak saja dan ini merupakan penyakit yang mematikan. Tapi, seorang Ahli Jantung Amerika Serikat Carl Lavie memiliki pendapat yang berbeda. Ia mengatakan, bukan kegemukan yang membunuh seseorang.
Lavie dalam bukunya The Obesity Paradox: When Thinner Means Sicker and Heavier Means Healthier, menjelaskan, kunci hidup sehat itu tak hanya memiliki tubuh ramping, tapi harus memiliki tubuh fit.
"Penelitian kami menunjukkan gemuk tak selalu menjadi iblis. Anda bisa menjadi berat dan luar biasa sehat. Tubuh fit jauh lebih penting dibanding kegemukan," kata Lavie kepada Sydney Morning Herald, Senin (31/3/2014).
Temuan Lavie tentu bertentangan dengan pendapat medis yang selama ini beredar, yang menyebutkan obesitas menyebabkan diabetes tipe dua dan penyakit jantung. Selain itu juga meningkatkan risiko kanker payudara dan kanker usus besar.
Sedangkan Lavie mengatakan, kelebihan berat badan tak membuat kemungkinan sakit jantung lebih besar. Menurutnya, orang-orang berbadan besar cenderung memiliki kesempatan yang lebih baik untuk bertahan.
"Ini adalah paradoks obesitas," katanya.
"Saya tak bermaksud mempromosikan obesitas, tapi orang yang kalah dalam pertempuran berat badan, jika mereka bisa menjadi fit, kemudian mereka bisa memiliki progrnosis yang sangat baik dan kesehatan yang baik pula," ujarnya.
Teori Lavie ini hasil dari merawat pasien jantung selama lebih dari satu dekade di John Ochsner Heart and Vascular Institute di New Orleans.
Berbeda dengan temuan Dr Lavie, seorang ahli jantung di Croydon University Hospitals, Aseem Malhotra, mengatakan, obesitas merupakan ancaman besar bagi kesehatan di seluruh dunia. Menurutnya, pola makan yang buruk berkontribusi terhadap penyakit dibanding aktivitas fisik, merokok, dan alkohol.
(Igw)
This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.