Liputan6.com, Jakarta Ketika pria bertambah usia, rambut tampak semakin tipis. Sejumlah pria malah ada yang mengalami penipisan rambut sebelum waktunya. Ilmuwan sudah menemukan penyebab kebotakan pria. Dari penemuan itu bisa diharapkan pengobatan yang bisa menghentikan atau bahkan mengembalikan rambut yang menipis.
Penyebab kebotakan pria secara biologis sudah ditemukan. Dalam sebuah penelitian terhadap pria botak dan tikus laboratorium, ilmuwan dari Amerika Serikat menemukan protein yang memicu kerontokan rambut.
Dari sana, mereka sedang menuju ke arah pengembangan krim yang langsung mengobati kebotakan. Demikian laporan yang diterbitkan dalam jurnal Science Translational Medicine.
Sebagai mana diketahui, sebagian besar pria mengalami kebotakan pada usia paruh baya. Sekitar 80 persen pria mengalami kerontokan rambut sampai usia 70 tahun.
Hormon testosteron berperan penting dalam kebotakan. Demikian juga faktor genetik. Keduanya menyebabkan folikel rambut mengerut dan akhirnya menjadi sangat kecil dan tak terlihat oleh mata telanjang. Dan di kepala tampaklah kebotakan.
Ilmuwan dari University of Pennsylvania telah menganalisis gen yang bekerja ketika pria mulai botak. Mereka menemukan kadar protein kunci, yang disebut prostaglandin D synthase, meningkat dalam sel-sel folikel rambut yang terletak di kulit kepala yang botak, bukan di daerah yang berambut.
Tikus-tikus dalam percobaan memiliki kadar protein itu dalam kadar tinggi ketika sepenuhnya botak. Sementara rambut manusia yang ditransplantasi berhenti tumbuh ketika diberi protein tersebut.
(Gabriel Abdi Susanto)
This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.