MASA depan harus direncanakan sejak dini, terutama bagi pasangan yang akan menikah agar menciptakan keluarga sejahtera.
Hal ini tentu saja menjadi salah satu tugas dari Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) dalam menciptakan keluarga sejahtera melalui program berencana.
Namun, menurut Kepala Badan Kependudukan Dan Keluarga Berencana Nasional, Prof. dr. Fasli Jalal, Ph.D.,Sp.GK BKKBN tidak hanya mengurus keluarga berencana saja,tetapi mulai membangun keluarga dan menyiapkan calon pengantin sebelum menikah, agar mempunyai rencana akan membangun keluarga seperti apa.
"Sehingga anak indonesia bisa menjadi generasi masa depan yang berkualitas dengan keluarga berencana sebagai instrumennya. Anak-anak yang berkualitas di masa depan akan menjadi daya saing terhadap negara-negara lain," terangnya pada Rapat Koodinasi Nasional (Rakornas) Kemitraan Program Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga Tahun 2014 di Hotel Kartika Chandra, Jakarta, Selasa, (25/3/2014).
Untuk mewujudkan generasi penerus yang berkualitas dengan program Keluarga Berencana, Fasli Jalal mengatakan bahwa BKKBN memulai programnya dari remaja.
Hal ini lantaran, ada 9 juta remaja SMK-SMA, dan usia 16 sampai 18 tahun yang memilih keluar dari sekolah dan kerja serabutan mencapai 4 juta orang.
Selain itu, menurut Fasli Jalal terdapat 6 juta mahasiswa dari 3200 kampus swasta dan 93 kampus negeri yang memerlukan pedampingan tentang pendidikan kesehatan reproduksi.
"Misalnya, tentang kematangan usia perkawinan, tentang mimpi strategi dan membangun keluarga, sehingga terbebas dari perceraian,melahirkan keluarga yang kokoh," imbuhnya. (ren)
This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.