Pages

Senin, 14 Juli 2014

health.detik
Detik.com sindikasi 
Food is Your Best Medicine

The natural approach to cancer, heart disease, obesity, and other chronic conditions.
From our sponsors
Ini Sebabnya Terapi Hormon Pertumbuhan Messi Masih Kontroversial
Jul 14th 2014, 07:35

Jakarta, Terapi hormon pertumbuhan atau Human Growth Hormon digunakan kapten sekaligus striker tim nasional Argentina, Lionel Messi, untuk mengatasi gangguan hormon pertumbuhannya. Pada umur 11 tahun, tinggi badannya hanya 127 cm.

Akan tetapi berkat terapi hormon yang dibiayai klub Barcelona, Messi akhirnya bisa mendapat tinggi badan normal untuk orang Argentina. Sayangnya, banyak dokter dan pengamat olahraga profesional menganggap bahwa pengobatan yang dilakukan Barcelona kepada Messi tersebut masih kontroversial dan butuh penelitian lebih lanjut.

Salah satunya adalah dr Michael Triangto, SpKO, dari RS Mitra Kemayoran. Menurut dr Michael, penggunaan hormon tersebut berbahaya karena dapat membuat hormon tidak bisa diproduksi secara alami oleh tubuh.

"Jadi ketika ada hormon tambahan masuk ke tubuh, tubuh akan terbiasa. Sehingga mau tidak mau akan menyerap hormon tersebut, dan menghentikan proses pembuatan hormon secara alami yang dilakukan tubuh," ungkap dr Michael ketika dihubungi detikHealth, Senin (14/7/2014).

Dijelaskan dr Michael bahwa karena sudah terbiasa dengan asupan yang masuk ke tubuh, maka hormon tersebut secara otomatis akan terserap oleh tubuh. Tentunya hormon tersebut akan berfungsi sesuai tujuannya, yakni menambah tinggi badan serta mempesar tulang-tulang lainnya.

Masalahnya, tubuh akan setop memproduksi hormon yang sama. Sehingga jika pemberian hormon secara eksternal dihentikan, bisa-bisa malah tubuh tidak siap dan menimbulkan risiko penyakit lain.

Selain menghentikan produksi hormon secara normal, pemberian terapi hormon eksternal juga dapat menyebabkan seseorang mengalami kelebihan hormon. Akibatnya, orang tersebut akan mengalami kelainan yang disebut sebagai Gigantisme.

"Kelebihan hormon bisa juga. Kalau tubuh tetap memproduksi hormon tapi kita masukkan lagi hormon dari luar, nanti malah bisa gigantisme, badannya tinggi besar, tapi merupakan kelainan," sambungnya lagi.

Beruntung Messi tidak mengalami kelainan tersebut karena memang ia mempunyai kelainan lain yakni kekurangan hormon pertumbuhan. Namun sekali lagi dengan tegas dr Michael mengatakan bahwa penggunaan hormon pertumbuhan harus terlebih dulu menjalani pemeriksaan.

"Diperiksa dulu apakah memang hormonnya kurang, atau ada gangguan di kelenjar pituitary gland. Pokoknya kalau bisa dihindari karena nanti hormon natural dari tubuh nggak bisa diproduksi," pungkasnya.

(up/up)

Ingin Mendapatkan Rp 500,000 dari detikHealth ? Ceritakan Pengalaman Dietmu di Sini

This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.

Media files:
143215_102114_messitundukgetty500.jpg (image/jpg, 0 MB)
You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions