Kurang tidur akan membuat kita mengalami kesulitan dalam mengingat suatu hal, dan lebih sering untuk mengatakan sesuatu yang palsu.
Liputan6.com, London Delapan jam merupakan waktu terbaik bagi kita untuk tidur tidur nyenyak di malam hari. Kurang dari itu, akan memengaruhi fungsi kognitif kita. Dampaknya, kita akan mengalami kesulitan dalam mengingat suatu hal, dan lebih sering untuk mengatakan sesuatu yang palsu.
Dalam sebuah studi, peneliti menunjukan 104 orang siswa sejumlah foto dari tempat terjadinya tindak kejahatan, dan memberikan mereka informasi yang salah tentang gambar tersebut. Peserta yang kurang tidur, melaporkan sebuah rincian dari sebuah gambar yang tidak benar atau dibuat-buat, ketimbang siswa yang memiliki waktu tidur berkualitas.
Menurut para peneliti, mereka yang kurang tidur sangat sulit dijadikan saksi dalam sebuah aplikasi hukum.
"Selama bertahun-tahun, saya menyadari bahwa setiap kali saya memiliki kualitas tidur yang buruk di malam hari, segala persepsi dan memori akan terlihat samar, sampai saya memiliki tidur dengan kualitas yang baik," kata Steven Frenda, dikutip Daily Mail, Sabtu (26/7/2014)
Ilmuwan dari University of California melanjutkan, sangat terkejut ketika menemukan kurangnya empiris yang menghubungkan kurang tidur dengan distorsi memori manusia, dalam konteksi saksi mata.
Untuk memperdalam hasil penelitian ini, Steven mengatakan, dibutuhkan penelitian lebih lanjut untuk memberikan bukti bagaimana orang yang memiliki waktu tidur yang cukup dapat dijadikan saksi, untuk mengingat segala hal, serta meringankan beban seseorang.
"Sekarang, kami sedang melakukan ekspreimen terbaru, dalam rangka lebih memahami pengaruh kurang tidur pada proses yang berkaitan dengan memori palsu," kata dia melanjutkan.
(Gabriel Abdi Susanto)