(Foto: twitter.com/stevesilberman) Dr. Kent Brantley (kiri) dan Nancy Writebol, dua orang Amerika yang terinfeksi virus Ebola.
Liputan6.com, Jakarta Berita tentang wabah virus Ebola sepanjang pekan ini sungguh mencengangkan. Hingga berita ini diturunkan, virus ini telah menewaskan lebih dari 670 orang di beberapa negara Afrika bagian barat. Selain itu, pada akhir pekan kemarin diketahui bahwa dua orang Amerika terinfeksi Ebola.
Nancy Writebol pekerja amal untuk Christian Serving in Mission in Monrovia, Liberia jadi salah satu orang Amerika yang terinfeksi. Menurut Charlotte Observer, ia tidak melakukan kontak dengan pasien Ebola. "Kami sedang menginvestigasi bagaimana kontak yang terjadi padanya," tutur Melissa Strickland juru bicara Samaritan's Purse seperti dilansir Washington Post, Selasa (29/7/2014).
"Nancy telah dites dan hasilnya positif terinfeksi Ebola. Kini ia dalam perawatan di dalam ruang isolasi di ELWA," seperti tertulis pada hari Minggu (27/7/2014) di laman simusa.org.
Virus Ebola pun menunjukkan kekuatannya menyerang direktur medis untuk Samaritan's Purse Ebola di Monrovia, Kent Brantly (33) yang bekerjasama dengan pasien terinfeksi virus ebola, Writebol. Gejala virus Ebola menyerangnya terlihat usai ia mengantar istri dan dua anaknya pulang ke Amerika Serikat. Kini, ia telah berada di ruang isolasi sambil terus bekerja lewat komputer yang berada di ruangannya.
"Situasi (wabah virus ebola) makin mengerikan," tutur asisten menteri kesehatan Tolbert Nyenswah kepada Associated Press.
Writebol tiba di Liberia pada Agustus 2013 di laman Facebooknya ia menulis status:
"Terimakasih Tuhan atas perjalanan ini. Kami tiba di Liberia semalam, dengan delapan tas. Dan kami sangat semangat untuk melihat bagaimana tangan Tuhan bekerja di Liberia!"
Hingga kini, di Liberia tempat Writebol bekerja telah menewaskan 129 orang dari 249 kasus yang ada.
(Irna Gustiawati)