Liputan6.com, Jakarta Baik saat di kota maupun pulang mudik ke kampung halaman, hewan kecil penghisap darah yang satu ini pasti ada. Gigitannya tak hanya membuat kulit bentol-bentol, namun nyamuk berpotensi membawa penyakit demam berdarah, malaria, chikungunya.
Bahaya gigitan nyamuk membuatnya di posisi teratas hewan penyebab kematian di seluruh dunia versi infografi yang dikeluaran Bill Gates. Sekitar 725.000 kasus kematian manusia disebabkan oleh nyamuk.
Kini, di era teknologi canggih kita bisa mengusir nyamuk dengan bantuan aplikasi dalam ponsel pintar. Ada banyak aplikasi, seperti dilansir Daily Mail, Minggu (27/7/2014) salah satu aplikasi yang terkenal adalah Anti Mosquito Sonic Repeller.
Cara kerja aplikasi pengusir nyamuk adalah dengan memancarkan frekuensi ultrasonik yang dirancang untuk menakut-nakuti nyamuk agar pergi. Dengan menirukan suara predator nyamuk seperti capung atau kelelawar, atau menirukan suara sayap serangga laki-laki sehingga nyamuk betina yang sudah kawin menghindari.
Developer aplikasi ini mengatakan bahwa meskipun bunyi frekuensinya tinggi namun manusia tidak menyadarinya. Developer pun tak menjamin 100% nyamuk tidak menggigit saat aplikasi diaktifkan, namun paling tidak dapat mengurangi jumlah nyamuk di sekitar tubuh manusia.
Hingga kini memang belum ada bukti ilmiah aplikasi ini dapat mencegah penyakit akibat gigitan nyamuk seperti malaria.
(Gabriel Abdi Susanto)
This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.