Napi ingin mengungkapkan kata maaf pada keluarga (Foto : QPLay) NARAPIDANA mendapatkan remisi atau pengurangan hukuman saat Lebaran. Sebagian besar pulang untuk bermaafan dengan keluarga besar, tak sedikit yang kemudian menutup diri karena takut dan malu menyandang predikat mantan napi.
Saat Lebaran, banyak lapas akan memberikan remisi atau potongan masa tahanan kepada para narapidana yang dinilai berkelakuan baik. Tidak sedikit narapidana yang kemudian bebas setelah sisa masa tahanannya dikurangi remisi.
Bebas dari tahanan, bagi para mantan napi, bukan perkara ringan. Ada fase kehidupan selanjutnya yang harus dilewati, yang terkadang lebih berat dari kehidupan di dalam penjara. Salah satunya menempatkan diri kembali dalam masyarakat dan keluarga, ketika kata "maaf" terasa sulit untuk mereka dapatkan.
Psikolog Naomi Kirana mengatakan bahwa para mantan napi tidak perlu malu, bahkan takut, bertemu keluarga besar untuk merayakan momen Lebaran. Tunjukkan sikap berbesar hati jika banyak yang menyindir atau menganggap miring keberadaannya.
"Jangan takut dan malu untuk bermaafan dengan keluarga besar dan lingkungan. Lebaran ini momen yang tepat untuk menyelesaikan semuanya," tuturnya kepada Okezone lewat sambungan telefon, belum lama ini.
Memang, banyak mantan napi yang kesulitan untuk beradaptasi di luar sel lantaran predikat yang disandangnya. Namun, jika dari lubuk hatinya ingin memohon maaf dengan segala tingkah laku buruk kepada keluarga maupun lingkungan, inilah momen yang tepat.
Naomi menambahkan, mantan napi tidak perlu sakit hati jika tidak diterima kembali di masyakarat atau keluarga sendiri. Cobalah untuk berjiwa besar meminta maaf terlebih dahulu agar mereka menilai dan menghargai apa yang sudah dilakukan.
"Jangan takut kalau tidak diterima, dan jangan malu. Cobalah untuk berbesar hati, Anda sudah menang dengan maju duluan. Pasti semua orang akan menghargai, cuma caranya saja yang berbeda," tutupnya.
(ren)