SALAH satu penyakit yang seringkali dikeluhkan selama kehamilan adalah diare. Pola makan yang tidak baik akibat mengidam makanan pedas, terlalu asam, atau makanan yang tidak higienis merupakan pencetus terjadinya diare pada ibu hamil (bumil).
Keluhan ini sebaiknya jangan dianggap remeh sebab dapat membahayakan diri bumilmaupun janinnya. Lalu, bilamana gejala diare disebut ringan dan gawat?
Penyebab
Dijelaskan dr. Iwan Satyagraha Suprapto, SpOG, diare secara umum disebabkan oleh ketidakmampuan usus menyerap air yang terkandung dalam kotoran, sehingga terjadi pengeluaran feses (kotoran) yang encer lebih dari 3 kali sehari.
Smentara penyebab diare pada bumil- selain karena pola makan yang tidak baik seperti disebutkan di muka – juga bisa diakibatkan beberapa hal berikut:
- Minum banyak susu yang laktosa-nya kurang atau tidak ada (lactose intolerance), sulit dicerna sehingga mengakibatkan usus tidak dapat berdaptasi dan timbullah diare.
- Terinfeksi oleh bakteri, parasit dan virus seperti bakteri E. coli, salmonella, Balantidium coli, entamoeba, rotavirus dan adenovirus yang terbawa dari food poisoning - bahan makanan yang mengandung bahan racun - yang kemudian dikonsumsi oleh bumil.
-Mengonsumsi obat-obatan seperti: laxative (obat mengatasi sembelit), antibiotika, atau antasida (obat untuk menetralkan asam lambung). Obat-obatan ini dapat menyebabkan diare karena mengganggu keseimbangan pada usus.
- Perubahan hormon kehamilan yang meningkat pesat dalam tubuh dapat memengaruhi produksi asam lambung dan sistem pencernaan secara keseluruhan sehingga menimbulkan diare. Selain itu, ukuran rahim yang semakin besar menyebabkan gerakan usus terhambat, bakteri tumbuh pesat sehingga terjadilah diare.
- Serta penyebab-penyebab lainnya, misalnya: chron's disease, irritable bowel syndrome, atau ulcerative colitis yang merupakan penyakit pada saluran penceraan. Namun, penyebab ini jarang terjadi pada kehamilan.
Diare Ringan
Jika belum terjadi gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit, maka diare yang dialami oleh bumil masih dianggap ringan dan dapat dirawat di rumah saja. Adapun gejala diare yang masih dianggap ringan, antara lain belum terdapat demam, kulit tidak kering, denyut nadi masih stabil - belum di atas 100 kali permenit, air seni/urin yang keluar berwarna cerah, tidak keruh dan gelap.
Gejala Serius
Dari dampak diare secara umum kita dapat melihat bahwa akibat utama yang ditimbulkan diare adalah kehilangan cairan/dehidrasi. Oleh karena itu, perlu diwaspadai oleh bumil ketika diare yang dialaminya menjadi fase yang serius, seperti: frekuensi BAB lebih dari lima kali dalam sehari, adanya darah pada feses, kram pada perut disertai mual, muntah, dan demam, nyeri kepala, palpitasi (jantung berdebar), serta menurunnya jumlah urine disertai keruh dan berwarna kuning gelap.
Segera Berobat
Oleh karena itu, bumil harus segera memeriksakan diri ke dokter atau pergi ke rumah sakit terdekat untuk mendapat penanganan dan meminimalkan risiko bila:
- Sudah timbul gejala-gejala yang telah disebutkan di atas atau dalam kata lain sudah timbul dehidrasi dan gejala penyulitnya
- Diare sudah berlangsung lebih dari 24 jam
- Keadaan bumil semakin memburuk seperti lemah, pandangan kabur, mengantuk, kulit kering
- Gerakan janin dirasakan berkurang dibandingkan biasanya
- Alami kram atau sakit perut.
Risiko
Bila bumil sering diare tentu mengakibatkan jumlah cairan dalam tubuh akan berkurang, khususnya cairan intravaskular sehingga aliran darah menjadi terhambat dan pasokan ke janin berkurang.
Akibatnya janin akan kekurangan cairan, oksigen, dan makanan sehingga pertumbuhan janin pun terhambat. Dengan cairan ketuban berkurang akan berakibat terjadinya gawat janin, bahkan janin bisa meninggal. Lalu, diare yang disertai peningkatan suhu tubuh juga berisiko menyebabkan kelahiran prematur.
Sedangkan risiko bagi si ibu, akan terjadi gangguan gizi yang hebat karena makanan tidak dapat dicerna dengan sempurna karena asupan zat-zat gizi yang diperlukan akan langsung terbuang bersama tinja cairan yang keluar.
Pertolongan Pertama
Pertolongan awal diare pada bumil umumnya sama seperti orang yang tidak hamil, yaitu memberikan rehidrasi (cairan) sehingga BuMil tidak mengalami dehidrasi. Misalnya, memberikan cairan oralit. Kalau tidak ada, bumil bisa membuat cairan oralit sendiri di rumah dengan mencampurkan satu sendok teh gula putih dan satu sendok teh garam ke dalam gelas yang berisi air putih sebanyak 200 – 250 cc. Atau bisa pula dengan mengonsumsi isotonik yang banyak beredar di pasaran, boleh juga ditambahkan obat anti diare seperti imodium dan kaopectat.
Masa Pemulihan
Melakukan hal-hal di bawah ini bisa membantu BuMil untuk mempercepat masa pemulihan, antara lain:
- Perbanyaklah istirahat.
- Mengonsumsi banyak cairan disertai elektrolit untuk mencegah terjadinya dehidrasi.
- Minum banyak air putih atau oralit.
-Mengonsumsi sup, rebusan jahe, teh hangat, teh pepermint, jus sari buah tanpa serat/pulp, nasi, atau roti panggang dapat membantu mengatasi diare yang masih ringan.
- Jika masih diare, dapat mengonsumsi obat-obatan yang mengandung loperamid ataupun kaopectat
- Konsumsi madu, karena madu cepat dicerna dan baik untuk meningkatkan imunitas.
(tty)
This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.