Jakarta, Wabah virus Evola yang merebak di Afrika bagian barat sejak bulan Februari lalu semakin parah. WHO memaparkan bahwa laporan terakhir menunjukkan bahwa total korban mencapai 603 orang.
Selain itu, angka kematian akibat virus tersebut nampaknya naik semakin cepat. Laporan tertanggal 8-12 Juli 2014 saja menyampaikan ada 85 kasus baru dengan 68 diantaranya meninggal dunia. Data diambil dari tiga negara terjangkit yakni Guinea, Sierra Leone dan Liberia.
Juru bicara WHO, Dan Epstein, mengatakan dalam konferensi singkat di Jenewa bahwa upaya penanganan sebenarnya sudah dilakukan. Hanya saja, kesalahpahaman muncul dari masyarakat yang menganggap tenaga medis malah mendekatkan mereka kepada kematian.
"Sangat sulit memberikan penanganan jika kami tetap dimusuhi. Kami tak hanya menghadapi Ebola, namun juga rumor, kecurigaan juga fitnah dari sebagian elemen masyarakat," ungkap Epstein seperti dikutip dari Reuters, Rabu (16/7/2014).
Sierra Leone berada di urutan terdepan dengan jumlah 52 kasus baru dalam seminggu. Disusul oleh Liberia dan Guinea. Meningkatnya kasus baru di Sierra Leone ini tentunya dipertanyakan. Mengingat beberapa kali ada pernyataan dari pemerintah negara tersebut yang menyatakan serius menangani Ebola.
Epstein pun turut mengomentari pernyataan tersebut. Menurutnya sekeras apapun pemerintah berusaha, jika masyarakat tak paham dan tak percaya terhadap pemerintah, hasilnya akan nihil. Dikatakannya bahwa masih membutuhkan beberapa bulan lagi untuk mengatasi epidemi ini.
"Fokus kami adalah memperoleh data pasti soal siapa saja yang sudah terekspos Ebola. Mungkin butuh waktu agak lama sekitar beberapa bulan lagi sebelum kami dapat menangani epidemi ini," tutur Epstrein.
(up/up)
