Jakarta, Demi pemenuhan gizi yang cukup bagi janin serta menjaga kesehatan tubuh, ibu hamil biasanya rutin mengonsumsi suplemen. Tak terkecuali saat bulan puasa ramadan.
Nah, biasanya suplemen yang diberikan haruslah mengandung asam folat dan juga zat besi yang tinggi. Karena jam makan berkurang, sebagian orang menganggap bahwa seharusnya ibu hamil pun meningkatkan dosis konsumsi suplemennya. Lalu bagaimana menurut dokter?
dr Hari Nugroho SpOG dari RSUD Dr Soetomo Surabaya mengatakan bahwa memang benar ibu hamil biasanya mendapatkan suplemen untuk kalsium serta asam folat dan zat besi. Akan tetapi anggapan bahwa karena puasa harus menambah dosis menurutnya tidaklah benar.
"Dosis tidak berubah saat puasa. Akan tetapi biasanya akan dipisah dalam dua suplemen. Satu untuk kalsium dan satu untuk kombinasi asam folat, zat besi dan multipel vitamin," tutur dr Hari ketika dihubungi detikHealth dan ditulis pada Selasa, (8/7/2014).
Karena dibagi menjadi dua buah suplemen, jadwalnya konsumsinya pun harus diatur dengan baik. dr Hari menganjurkan bahwa sebaiknya salah satu suplemen dikonsumsi ketika sahur dan satunya lagi dikonsumsi ketika puasa. Mengenai mana yang untuk sahur dan mana untuk berbuka, dr Hari mengatakan bahwa hal itu menjadi preferensi bagi si ibu.
Di lain pihak, ahli gizi Yona Shelly, SGz, mengatakan bahwa selain melalui suplemen, asupan asam folat, zat besi, serta kalsium dan vitamin lain yang didapat dari makanan tetap harus tercukupi. Tidak boleh mengandalkan suplemen saja.
"Suplemen untuk ibu hamil biasanya dikonsumsi saat selesai Tarawih menjelang tidur atau setelah makan sahur. Untuk dosis suplemennya boleh langsung dikonsultasikan ke dokter terlebih dahulu. Namun selain suplemen, folat dan zat besi ini bisa didapat dari sumber makanan atau minuman," kata Yona.
Beberapa makanan yang mengandung asam folat antara lain, bayam rebus, selada hijau,kacang hijau, kacang merah, brokoli, jeruk, kacang kedelai, tempe, ayam, asparagus, brokoli. Selain itu buah-buahan seperti pepaya, jeruk, strawberry, alpukat, serta biji-bijian seperti kacang, almond, jagung, dan wortel, juga bisa menjadi alternatif.
Sementara itu, makanan yang mengandung zat bersi tinggi antara lain daging merah, kuning telur, sayur bayam (berbagai sayur dengan daun berwarna hijau tua), hati, dan kedelai. Sedangkan makanan tinggi kalsium bisa diperoleh melalui keju, yoghurt, susu, sarden, berbagai sayur dengan daun berwarna hijau tua, kacang kedelai.
"Jangan lupa mengolahnya seperti biasanya saja, cukup matang untuk membunuh bakteri, tapi tidak terlalu lama agar protein tidak hilang," pungkas dr Hari.
(up/rdn)