Pages

Senin, 07 Juli 2014

health.detik
Detik.com sindikasi 
Clear Your Inbox Today

FollowUp.cc is a simple and easy tool to help your Inbox be more productive. FollowUp.cc works on any email system and any device - No login and no special software
From our sponsors
Otak Bisa Cedera Gara-gara Headbanging, Kok Bisa?
Jul 7th 2014, 00:30

Hannover, Jerman, Tak afdol rasanya ketika menonton pertunjukan atau konser musik rock bila tanpa headbanging. Namun sekumpulan dokter bedah saraf dari Jerman bilang gerakan ini berbahaya.

Hal ini mereka ungkapkan untuk menanggapi munculnya kasus seorang pria berusia 50 tahun yang mengalami pendarahan otak seusai menonton konser band heavy metal kenamaan asal AS, Motorhead.

Dr Ariyan Pirayesh Islamian dan rekan-rekannya dari Hannover Medical School memaparkan ketika pria ini pertama kali dirujuk kepada mereka, pria ini dilaporkan tak memiliki catatan riwayat trauma kepala dan tak pernah menyalahgunakan obat-obatan maupun alkohol.

Namun beberapa minggu sebelumnya, pria yang sengaja dirahasiakan identitasnya ini mengaku datang ke sebuah konser heavy metal dan sempat headbanging di sana.

Headbanging atau gerakan menggeleng, mengangguk dan memutar kepala dengan keras mengikuti irama musik cadas, biasanya heavy metal tersebut sebenarnya baru muncul di awal tahun 1970-an dan kebetulan Motorhead merupakan salah satu band yang mempopulerkan gerakan kepala ini.

Setelah di-scan, peneliti menemukan penggumpalan darah di sisi kanan otaknya. Beruntung setelah dilakukan operasi, gumpalan ini sukses dihilangkan.

Akan tetapi meskipun gumpalan darahnya berhasil dihilangkan, tim dokter juga menemukan sebuah kista yang letaknya berdekatan dengan tempat ditemukannya gumpalan darah. Kondisi ini dikatakan tim dokter dapat meningkatkan risiko pendarahan pada otak pria tersebut.

"Dari situ kami pun berasumsi bahwa headbanging, dengan kepala yang dipaksa mengayun ke depan dan belakang dengan cepat dapat mengakibatkan pecahnya pembuluh darah dan pendarahan di bagian rongga subdural otak," simpul Dr Ariyan seperti dikutip dari BBC, Senin (7/7/2014).

Sebelumnya, headbanging juga telah dikaitkan dengan komplikasi kesehatan lain semisal cedera pada leher dan tulang belakang, meski para pakar sepakat kondisinya tidaklah begitu berbahaya.

Setidaknya Dr Ariyan mengungkapkan kasus yang dialami pria ini terbilang langka. Karena sejauh ini hanya ada tiga kasus pendarahan otak (subdural haematoma) akibat headbanging secara berlebihan.

(lil/up)

Ingin Mendapatkan Rp 500,000 dari detikHealth ? Ceritakan Pengalaman Dietmu di Sini

This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.

Media files:
073130_94061225.jpg (image/jpg, 0 MB)
You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions