Jakarta, Hepatitis B merupakan peradangan hati yang dapat menular dari ibu ke janin yang dikandungnya. Anak yang mendapat turunan hepatitis biasanya tidak langsung terkena. Tapi, hepatitis biasanya bersifat progresi dan ketika si anak beranjak dewasa baru mengalami peradangan hati yang parah.
"Ibu yang terkena hepatitis boleh hamil, asalkan harus rutin mendapatkan vaksin," tutur dr. Irsan Hasan, SpPD-KGEH saat ditemui beberapa waktu lalu seperti ditulis pada Kamis (17/7/2014).
Pencegahan penularan virus hepatitis pada bayi dapat dilakukan dengan vaksinasi hepatitis B dan injeksi imunoglobulin. Vaksinasi hepatitis B rekombinan mengandung antigen yang disebut HBsAG. Sedangkan injeksi imunoglobulin berguna sebagai pembentuk antibodi.
"Vaksinasi terhadap bayi harus dilakukan sebelum 12 jam dari sejak bayi baru lahir," jelas dokter dari divisi Hepatologi, RS Cipto Mangunkusumo ini.
dr. Irsan menambahkan bahwa orang dengan ancaman hepatitis B juga harus rutin memeriksakan diri ke dokter. Sebab, virus masih memiliki kemungkinan untuk tumbuh kembali. Apalagi kebanyakan orang cenderung merasa dirinya kebal setelah mendapat vaksinasi.
"Masih terdapat 3% hingga 5% orang yang sudah divaksin masih tidak membentuk antibodi, sehingga orang harus tetap rutin memeriksakan livernya," kata dr.Irsan.
Kebanyakan orang terlambat mengetahui hepatitis B sudah menyerang tubuhnya ketika terlanjur menjadi sirosis atau hepatoma. Cara mengetahui seseorang terkena virus hepatitis setelah dewasa yaitu dengan melakukan skrining.
(rdn/ajg)