TEMPO.CO, Jakarta - Makan pada malam hari bisa membuat tubuh semakin gendut dan berat badan naik. Namun beberapa orang mengalami kesulitan untuk tidak makan malam satelah lelah seharian bekerja.
Memang tubuh selalu memerlukan asupan makanan, tapi bukan berarti Anda bisa makan tanpa memikirkan akibatnya. Berikut ini cara agar makan pada malam hari tidak membuat bobot tubuh Anda naik:
1. Cari makanan berserat
Sayuran adalah sumber serat yang paling utama. Saat Anda lapar pada malam hari, carilah brokoli atau bayam yang mengandung banyak serat sekaligus mengenyangkan.
2. Atur porsi makan
Jika sayuran tidak mempan untuk mengganjal perut, Anda tetap bisa makan nasi putih atau roti pada malam hari, tapi dengan porsi kecil. Atau, atur porsi makan Anda, misalnya Anda makan banyak pada pagi hari untuk menambah energi, siang hari setengahnya saja, dan malam hari seperempatnya.
3. Makan camilan
Rasa lapar bisa saja datang saat Anda bersiap untuk tidur. Saat itulah sebaiknya Anda mencari camilan sehat agar perut tidak keroncongan. Anda bisa memilih biskuit gandum atau keju rendah lemak. Anda juga bisa memilih yoghurt atau oleskan selai kacang pada sepotong apel.
4. Makan di meja makan
Sebisa mungkin, hindari makan di depan televisi. Saat menonton televisi, Anda tidak bisa merasakan dan menikmati makanan yang dimakan secara total. Di meja makan, Anda bisa memantau sendiri seberapa besar porsi yang akan dimakan.
5. Banyak minum
Sebelum makan malam atau camilan, minumlah dua gelas air dingin atau secangkir teh herbal hangat. Tunggu reaksinya setelah setengah jam. Alih-alih lapar, mungkin Anda hanya dehidrasi sehingga perut terasa tidak nyaman.
6. Langsung tidur
Jika semua cara dirasa sulit dilakukan dan sudah terlalu lelah, mungkin sebaiknya Anda langsung merebahkan badan ke atas kasur dan berusaha agar segera terlelap. Lagipula, Anda juga harus cukup tidur. Menurut penelitian, kurang tidur akan mempengaruhi nafsu makan Anda pada siang hari.
RINDU P. HESTYA | FOX NEWS
Berita Lain:
Lima Langkah Berhenti Merokok Bagi Remaja
Pernikahan Dini Picu Kanker Serviks
Mengenal Terapi Ear Candle
Amankah Terapi Ear Candle?
Program WHO untuk Masalah Gangguan Telinga
This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.