KEPATUHAN meminum obat adalah masalah yang sering terjadi penderita tuberkulosis. Sehingga bisa membuatnya resisten kepada obat saat mereka dianjurkan dokter mengonsumsi obat lagi.
Padahal, saat tubuh mengalami resisten terhadap obat, kuman TB jadi lebih berbahaya bagi tubuh. Dan untuk mencegah hal itu, peran orang terdekatnya sangat penting. Hal itu seperti diutarakan Dr. M Arifin Nawas, Sp.P(K), MARS, Ketua Umum Perhimpunan Dokter Paru Indonesia menjelaskan bahwa keluarga dan orang terdekat harus selalu mengingatkan pasien tuberkulosis, karena cara itulah yang bisa membuat penderita tuberkulosis teratur meminum obatnya.
Seperti yang diketahui, penderita tuberkulosis diwajibkan mengonsumsi obat setiap hari selama setidaknya tujuh bulan awal. Dalam pertengahan penyembuhan itu, banyak penderita tuberkulosis yang sudah berhenti meminum obat lantaran merasa sudah sehat.
Akan tetapi saat tuberkulosis datang menyerang lagi, mereka diharuskan meminum obat. Obat pada lini pertama selama tujuh bulan awal itu, kuman tuberkulosis sudah kebal. Alhasil, kondisi itu sangat membahayakan bagi kondisi kesehatan mereka.
"Banyak yang mengalami resisten obat itu karena kuman TB (tuberkulosis) sulit untuk dimatikan. Agar penderita TB (tuberkulosis) tidak mengalami resisten terhadap obat. Caranya, harus ada pengawas obat untuk si penderita TB, hal itu agar ada yang mengingatkan untuk meminum obat dan pasien tidak bisa memutuskan minum obatnya," tutur Dr. M Arifin Nawas, Sp.P(K), MARS, Ketua Umum Perhimpunan Dokter Paru Indonesia dalam acara bertema "SOHO #BetterU: Hari Tuberkolosis Sedunia" di ruang Florence, Hotel Akmani, baru-baru ini.
Untuk mengatasi kondisi itu, lanjut dia, seseorang bisa mengonsumsi di luar obat lini pertama obat tambahan. Hal itu agar upaya mematikan kuman tuberkulosis lebih efektif.
"Meminum obat dengan obat tambahan juga bisa dijadikan cara untuk penderita yang mengalami resisten. Untuk mendapatkan obat itu, periksakanlah diri ke dokter yang tepat," terangnya.
(tty)