DETEKSI dini penting dilakukan untuk mencegah terjadinya penyakit ginjal kronik (PGK). Hal ini bertujuan untuk memperlambat atau menghindari PGK stadium akhir melalui analisis darah atau urine, serta tes carik celup untuk pasien diabetes.
Menurut Staf Divisi Ginjal Hipertensi Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI-RSCM, Dr.dr.Palindungan Siregar, SpPD-KGH terdapat beberapa hal untuk memanajemen penyakit ginjal kronik, salah satunya adalah pengendalian penyebab gangguan ginjal reversibel, memperlambat progresi penyakit ginjal dan penanganan komplikasi.
"Misalnya pasien mempunyai diabetes, maka kita tangani dengan baik diabetesnya. Itu yang kita lakukan untuk memperlambat progresi," jelasnya pada press conference dengan tema "Peringatan Hari Ginjal Sedunia 2014: Penyakit Ginjal Kronik dan Penuaan" di Hotel JW Marriot, Kawasan Mega Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (13/3/2014).
Selain itu, manajemen PGK berikutnya adalah penyesuaian dosis obat sesuai tingkat LFG. Selain itu, akan dilakukan pula indentifikasi dan persiapan yang sesuai untuk terapi pengganti ginjal.
Namun, menurut Dr Palindungan Siregar biasanya pasien penyakit ginjal kronik yang sudah stadium 4, maka tim dokter akan memberi penjelasan kepada pasien, bila diabetesnya tidak bisa dikendalikan dalam 1 tahun, maka siap-siap untuk masuk ke stadium 5.
"Selain itu, akan dipersiapkan untuk tindakan cuci darah, sehingga pasien sudah siap untuk masuk ke stadium 5, namun sulit pasien mau menerima sampai masuk cuci darah," tutupnya. (ind)
This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.